"Dalam perspektif sosial, metode ini sangat efektif dan efisien. Jika kontennya bagus, akan sangat cepat menggaet masyarakat. Dikaji dari perspektif ekonomi pun, metode ini sangat menguntungkan karena perusahaan youtube dan facebook akan memberikan anda penghasilan. Penulis katakan, inilah kerja brilian yang belum kita lakukan. Dengan modal yang sekecil-kecilnya menghasilkan untung yang sebesar-besarnya (istilah kapitalisnya)" Ungkap Rasiam.
Metode ini bagian dari strategi dan taktik (stratak) yang pernah di pelajari di HMI. Hanya saja medan tempurnya berbeda sehingga dibutuhkan pemutakhiran materi stratak pada HMI. Instrumen teknologi informasi menjadi alat racik baru di era disrupsi ini.
Jika tidak maka HMI akan menjadi fatamorgana pada gerakan-gerakan ke Islaman, keumatan dan ke Indonesian.
Sebagai catatan koreksi, selama belum memperbaharui gerakan-gerakan sosial kemasyarakatan HMI-KAHMI. Masih terfokus pada ritual-ritual membosankan seperti.
"Perdebatan eksistensi diri" padahal miskin data. Radarnya pun hanya fokus pada wilayah darat, belum sampai ke radar udara. Penulis sebut sebagai gerakan konvensional. Padahal strategi udara sudah menjadi trend di era teknologi informasi ini. Jika boleh saya bertanya, berapa HMI cabang dan KAHMI yang sudah mempunyai media informasi itu ? sampai sekarang saya belum pernah melihat itu, kalau pun ada, hanya sekedarnya saja" Tambah Rasiam.
Hal inilah yang menjadi fokus gerakan kita ke depan. Jangan habiskan konsentrasi "Pertempuran dan perpecahan" di internal sendiri. HMI dan KAHMI adalah rumah produksi ide, gagasan dan aksi. Sebagai tempat berteduh dan bersila sambil bincang-bincang seruput kopi bersama" Tutup Rasiam.