Sonora.ID - Saat ini sangat sering ditemukan pola asuh yang memanjakan anak akibat adanya perubahan alur dan kebutuhan hidup di era modern.
Berdasarkan penjelasan Vivi Erfianne pada program Smart Parenting milik Smart FM, Psikolog, segala kebutuhan anak-anak saat ini terpenuhi dengan instan. Buruknya, ini menjadi barrier dalam memupuk harapan pada anak.
Pola asuh yang memanjakan anak ini sudah ada sejak era 2000-an ketika para orang tua sibuk dengan karier yang dimilikinya.
Tidak jarang, para orang tua yang sibuk ini pun mengangkat asisten rumah tangga atau babysitter yang harus mengawasi anak-anaknya ketika sedang kerja.
Selain itu, para orang tua yang bekerja memiliki pola pikir bahwa mereka harus memberikan barang-barang sebagai kompensasi dari waktu yang terbuang buat anak-anak akibat sibuk berkarier.
Padahal, tidak selamanya memberikan banyak barang bagi anak dapat membuat hidup mereka jauh lebih baik.
Pada kenyataannya, Vivi mengatakan bahwa hal tersebut dapat membuat anak menjadi manja dan tidak punya harapan akan suatu keinginan.
Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Kata Maaf pada Anak, Sangat Penting untuk Diterapkan!
Dengan pola asuh memanjakan seperti itu, sang anak akan merasa bahwa segala barang dan keinginan dapat mereka dapatkan dengan mudah tanpa harus bekerja keras.
Jika sudah berpikir seperti itu, maka sang anak dinilai tidak memiliki harapan sama sekali yang dapat membantunya dalam bertahan hidup.
Selain itu, memanjakan anak juga akan menghilangkan kesempatan sang anak dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Banyak orang tua yang tidak ingin anaknya merasakan kesulitan, sehingga permasalahan-permasalahan yang sang anak punya pun turut diselesaikan oleh mereka.
Hal ini tentu sangat tidak baik bagi perkembangan anak di kemudian hari. Anak-anak menjadi tidak memiliki harapan yang kuat dalam menyelesaikan masalah karena mereka merasa ada orang tua yang akan membereskannya.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya hanya membimbing saja anak-anak untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami.
Ini akan membuat anak-anak memiliki peran dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan tidak akan terlalu bergantung dengan eksistensi orang lain.
Orang tua wajib memiliki batasan dalam membantu anak, tetapi tidak boleh lepas dalam membimbing mereka.
Baca Juga: 5 Tips Jitu Mendidik Anak Agar Patuh pada Orangtua