Nama pancuran di tempat ini antara lain adalah 14 pancuran yang disebut dengan Pancuran Tirtha Pembersihan, 2 Pancuran Tirta Pelebur Kutukan dan Sumpah serta 6 pancuran Tirtha Penyakit Berat dan Tirtha Upakara.
Sesuai dengan namanya, masing-masing pancuran di Pura Tirta Empul ini memiliki fungsi dan manfaatnya tersendiri.
Para pengunjung yang ingin ikut serta dalam upacara melukat, mereka harus mengikuti aturan yang ditetapkan pihak pura.
Termasuk di antaranya adalah penggunaan kain kamen yang diikatkan pada bagian pinggang. Oleh masyarakat Hindu Bali, kamen merupakan salah satu sarana wajib pada saat melaksanakan upacara persembahyangan yang dilaksanakan di dalam pura.
Selain itu, Pura Tirta Empul ini juga mempunyai desain arsitektur unik. Terlebih bangunan pura ini sudah berdiri sangat tua.
Menurut catatan sejarah, yang tertulis dalam prasasti manukaya yang ditulis menggunakan bahasa dan huruf Bali Kuno, menyebut tahun yang dikeluarkan prasasti tersebut pada tahun 882 saka ( 962 Masehi) serta menyebut nama raja Jayasingha Warmadewa.
Melukat di Pura Tirta Empul Tampak Siring dipercaya mempunyai banyak manfaat oleh masyarakat Hindu Bali.
Baca Juga: Jarang Liat Gedung Pencakar Langit Ada di Bali Ternyata Ini Alasannya