Sonora ID – Datangnya buah hati di dalam keluarga memberikan warna baru pada sebuah keluarga.
Namun, seringkali momen tersebut bisa dihancurkan begitu saja dengan komplikasi persalinan yang datang secara tiba-tiba atau tanpa ada peringatan.
Distosia bahu (shoulder dystocia) yang sampai saat ini masih sulit untuk diprediksi adalah kondisi dimana bahu janin gagal untuk dikeluarkan setelah kepala janinnya sudah muncul atau terlihat.
Melansir dari artikel National Center for Biotechnology Information (18/07/2021), faktor risiko distosia bahu yang paling signifikan adalah keadaan makrosomia janin atau bayi dengan berat di luar rata-rata.
Baca Juga: Miliki Jenis Kelamin Berbeda, Simak 3 Fakta Unik Tentang Anak Kembar!
Selain itu, faktor risiko lain termasuk diabetes pregestasional dan gestasional saat hamil, riwayat distosia bahu sebelumnya, obesitas ibu, dan penambahan berat badan ibu yang berlebihan.
Identifikasi faktor risiko ini namun sayang nya telah menunjukkan nilai prediksi dan akurasi yang buruk.
Oleh karena itulah, dokter hanya mampu mengidentifikasi terjadinya komplikasi ini saat sedang melakukan persalinan.
Baca Juga: Pasca Caesar, Perlukah Minum Obat untuk Luka? Ini Kata Dokter
Manuver atau Tindakan Meredakan Distosia Bahu
Melalui riwayat komprehensif kesehatan ibu dan dokumentasi proses persalinan yang menunjukan Interval head-to-body lebih dari 60 detik, dokter akan melakukan diagnosis distosia bahu.
Dokter yang bertugas mungkin akan memberi tahu anggota tim lain untuk perihal bantuan melakukan manuver yang mencoba menggerakkan tubuh ibu dan bayi ke posisi yang lebih baik untuk membantu mengeluarkan bayi Anda.
Manuver ini biasanya dibagi menjadi beberapa tahap.
Salah satu manuver pertama yang paling sering digunakan untuk meredakan distosia bahu disebut sebagai Manuver McRobert.
Baca Juga: Arti Mimpi Menyusui Bayi yang Sering Dikaitkan dengan Pertanda Datangnya Rezeki
bersamaan dengan tekanan suprapubic (gerakan mengayun dari belakang janin ke arah depan), dokter akan berusaha untuk meluruskan sakrum ibu di tulang belakang lumbar.
Namun, ketika Manuver McRobert dan beberapa pendekatan konservatif lainnya gagal membawa hasil, fraktur klavikula atau tindakan sengaja mematahkan tulang sendi bahu janin akan dilakukan.
Dokter akan menarik tulang klavikula anterior ke luar demi mengurangi diameter bisacromial.
Baca Juga: Minum Obat Herbal setelah Caesar Bisa Bikin Luka Cepat Kering? Dokter: Lebih Baik…
Dampak dari Komplikasi Distosia Bahu
Dalam kebanyakan kasus distosia bahu, tindakan manuver akan berakhir pada kelahiran bayi yang sehat.
Namun, jika manuver ekstrem ini tidak diambil atau gagal dilangsungkan, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih besar bagi ibu dan bayi.
Kesalahan eksekusi bisa mengakibatkan kemungkinan cedera pada pembuluh darah subklavia atau apeks paru.
Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk, patah tulang daerah lengan atas (Humerus Fracture), kerusakan dan kelumpuhan jaringan saraf brachial plexus (Obstetric Brachial Plexopathies dan Permanent Brachial Plexus Palsy), disfungsi otak akibat kekurangan oksigen (Hypoxic-ischemic Encephalopathy) dan bahkan kematian dengan kemungkinan 0-0,35%.
Baca Juga: Moms, Jangan Lupa Perawatan Pasca Persalinan! Ini 3 Perawatan Simpel Menurut Dokter