Makassar, Sonora.ID - Masyarakat perlu mewaspadai peningkatan curah hujan sebagai efek fenomena La Nina.
Berpeluang mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, pohon tumbang dan lainnya.
Kepala kantor BMKG wilayah IV, Darmawan mengatakan saat ini sebagian wilayah di Sulawesi Selatan, termasuk Makassar telah memasuki musim hujan.
"Di Makassar bulan november sudah masuk musim hujan, perkiraan tanggal 20 nanti hujan merata di Sulsel," ujarnya saat ditemui, Selasa (16/5/2021).
Diprediksi, cuaca ekstrim akan berpotensi terjadi saat memasuki puncak musim hujan. Bakal terjadi di akhir tahun ini hingga awal tahun 2022 mendatang.
"Di Makassar sudah hijau (kategori), potensi hujan itu makin lebat dan sering dan besaran 300 milimeter. Puncaknya desember, perlu segera melihat kembali pohon-pohon," jelasnya.
Baca Juga: Pastikan Stok BBM Aman, Pertamina Kerahkan 21 Mobil Tangki ke Lutim dan Lutra
Darmawan menambahkan, curah hujan akan tinggi seiring dipengaruhi La Nina. Kata dia, menjelaskan merupakan fenomena global yang saat ini terpantau aktif dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan curah hujan.
"Pergerakan utara ke selatan atau dari asia ke australia, posisi mines 0,99 berarti la nina lemah," tambahnya.
BMKG memberikan saran ke pemerintah untuk mengurangi potensi banjir. Kolam regulasi atau waduk nipa-nipa perlu dikeringkan atau dikosongkan. Termasuk di bendungan bili-bili, kabupaten Gowa.
Sehingga bisa difungsikan menampung air jika curah hujan tinggi. Mengenai gelombang, saat ini terpantau masih aman untuk melaut.
"Mengeringkan waduk, di bili-bili dan nipa-nipa keluarkan sedikit jadi saat hujan besar siap menampung,"
"Kalau gelombang laut, 0,2 sampai 0,75 meter masih aman, kalau ada awan hujan bisa naik karena memengaruhi gelombang besar," tutupnya.
Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Melaju, Keberadaan RTH Kian Tergerus