Masa pemulihan yang dialami negara-negara lain juga menguntungkan Indonesia karena mereka memiliki daya beli untuk mengimpor produk-produk Indonesia.
"Indonesia mendapatkan berkah dari recovery di negara-negara lain. Misalkan pada Januari hingga September total ekspor mencapai 40,38 persen atau senilai 165 miliar. Kalau spesifik non-migas hampir tumbuh 40 persen."ujar Miftah.
Jika mengacu pada tahun sebelumnya, artinya sudah mengalami peningkatan sebesar 10 sampai 20 persen ke atas dan nilai pertumbuhan ini pun tidak pernah dicapai di tahun-tahun sebelumnya.
Di satu sisi Miftah mengatakan kalau angka 40 persen ini bukan angka yang optimal yang artinya masih punya ruang lagi untuk diberdayakan.
Salah satu produk UMKM yang potensinya besar untuk perdagangan ini adalah fashion muslim.
Ini dikarenakan Indonesia dicanangkan sebagai pusat fashion muslim terbesar di dunia.
Karena selama pandemi industri ini sempat terganggu, maka di tahun 2021 pemerintah melalui Kemendag berusaha menggenjot industri ini agar pasarnya semakin besar baik di tingkat nasional maupun global.
Baca Juga: Risiko Berbagai Instrumen Investasi: Mulai dari yang Paling Minim hingga Paling Berisiko