Sonora.ID – Terkadang warisan berupa uang atau tanah yang luas akan mematikan rasa empati dan kepedulian kita pada keluarga, bahkan pada ibu sendiri.
Ada video viral yang muncul di media sosial mengenai seorang anak perempuan yang menggungat ibu kandungnya sendiri dan mengusir adiknya agar bisa menguasai sebuah rumah mewah.
Melannsir dari halaman Tribun News , jika ada seorang ibu berusia 72 tahun di Aceh digugat oleh anak tertuanya setelah meninggal dunia.
Anak tertua tersebut mengatakan bahwa rumah tersbeut adalah untuk dirinya. terlihat sebelumnya, bahwa sertifikat rumah yang pernah oleh si anak yang menggugat tersebut dengan alasan untuk disimpan agar tidak hilang.
Ya, peristiwa tersebut memang sering terjadi dan tidak hanya satu atau dua kali saja. Hal itu dapat memecahkan sebuah hubungan keluarga yang harmonis menjadi berantakan karena permasalahan warisan dan harta.
Agar terhindar dari hal tersebut, sebaiknya kita juga memahami bagaimana fakta yang ada mengenai pembagian warisan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Mengingat jika Indonesia adalah negara hukum.
Baca Juga: Makna Lagu 'Bungong Jeumpa', Peringatan untuk Bersyukur terhadap Alam!
Melansir dari Kompas.com , ada orang yang patut mendapat warisan dan ada pula yang tidak berhak untuk menerima warisan.
Berhak Mendapatkan Warisan
Bagi yang berhak mendapat warisan dapat dilakukan dengan 2 jalur agar mendapatkan warisan secara adil. Ada yang melalui pewarisan absensi dan pewarisan testamentair.
Pewarisan absentantio adalah warisan yang didaptkan berdasarkan keputusan undang-undang yang berlaku. Hal ini berkaitan dengan keluarga pewaris yang sudah meninggal dan meninggalkan warisan dalam bentuk berbgai hal.
Dalam keputusan warisan absensi, mereka yang berhak mendapat warisan dibagi menjadi empat golongan. Yaitu anak, istri atau suami sah yang ditinggalkan, adik atau kakak dari yang meninggal serta nenek atau kakek.
Sedangkan pewarisan pewarisan testamentair adalah warisan yang ditujukan pada ahli waris berdasarkan tulisan yang ada pada surat wasiat.
Biasanya, hal tersebut pembagi waris membuat surat yang berisi tentang yang dihendaki oleh pemberi waris yang sudah meninggal. Bisa saja seseorang mendapat warisan lebih besar dibanding sanak keluarga yang lain.
Tidak Berhak Menerima Warisan
Ada pula orang yang tidak berhak menerima warisan meski seseorang secara pewarisan absentantio dan pewarisan testamentair masih masuk kedalamnya.
Hal tersebut dapat terjadi jika orang-orang tersebut terbukti melakukan kesalahan dengan keputusan hakim. Misalnya, melakukan pembunuhan kepada pewaris.
Selanjutnya, orang yang ikut menggelapkan atau memalsukan surat wasiat serta memakai kekerasan dan menghalangi pewaris untuk membuat warisan sesuai dengan keinginannya.
Ada pula orang yang tidak berhak menerima warisan dengan putusan hakim yang membuktikan orang tersebut telah memfitnah orang yang meninggal dunia atau pewaris melakukan kejahatan.