Dengan, demikian, sampai 17 November 2021, rupiah mencatatkan depresiasi sebesar 1,35 persen year to date, jika dibandingkan dengan level di akhir tahun 2020.
Gubernur BI menilai depresiasi yang terjadi pada rupiah tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan penurunan nilai mata uang di sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India, Malaysia, dan Filipina.
“Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya,” lanjutnya.
Sementara dari sisi Inflasi, Bank Indonesia melihat inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2021 tercatat mengalami inflasi 0,12 persen (mtm). Sedangkan secara tahunan, inflasi IHK mencapai 1,66 persen (yoy). Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 0,06 persen dari September 2021 yang mencapai 1,60 persen (yoy).
Perry memprediksi, inflasi pada tahun 2021 ini dan tahun 2022 mendatang akan berada dalam kisaran sasaran yakni 3 plus minus 1 persen.
Baca Juga: Jenderal TNI Andika Perkasa Terima Tongkat Estafet Sebagai Panglima TNI