Makassar, Sonora.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meningkatkan kesiapsiagaan.
Langkah itu diambil menyusul adanya prediksi BMKG terkait potensi La Nina di Sulawesi Selatan yang dapat terjadi pada periode Desember hingga Februari 2022.
Prakirawan BMKG wilayah IV, Siswanto menjelaskan la nina merupakan anomali iklim global yang dapat memicu peningkatan curah hujan.
Hasil pemetaan, hampir merata terjadi di Sulawesi Selatan dan berlangsung sampai tiga bulan kedepan.
"Desember sampai januari 2022 puncak hujan, potensi terjadi banjir," ujarnya saat mengisi siaran talkshow Smart FM Makassar.
Olehnya, berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan lainnya.
Wilayah potensi terdampak bencana seperti kota Pare-Pare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Takalar dan Jeneponto.
"Cukup besar peluang terjadi, khususnya luwu utara dari beberapa tahun lalu banjir dan tanah longsor," jelasnya pada kamis (18/11/2021).
Siswanto meminta BPBD mewaspadai fenomena La Nina. Langkah kesiapsiagaan perlu mulai dipersiapkan.
Baca Juga: Plt Gubernur Sulsel Anggarkan Perbaikan Jalan Provinsi di Kabupaten Gowa
Hadir juga sebagai narasumber yaitu kepala sub bagian program BPBD Sulsel, Warham yusni.
Dia mengatakan bentuk persiapan dengan menggelar apel siaga beberapa waktu yang lalu. Hal itu untuk mengetahui kondisi peralatan.
Termasuk meningkatkan sumber daya logistik bencana. Besaran stok yaitu 8.700 paket berupa pangan, perlengkapan bayi dan lainnya
"Itu kita sudah distribusikan ke kabupaten kota," ungkapnya.
BPBD melaporkan bencana alam berupa angin puting beliung dan banjir bandang telah terjadi beberapa waktu yang lalu. Daerah terdampak kabupaten luwu, bone dan soppeng.
"Itu dua minggu lalu terjadi," jelasnya.
Warham mengatakan upaya mitigasi telah dilakukan melalui kegiatan edukasi ke masyarakat. Berupa simulasi untuk melakukan evakuasi secara mandiri.
"Minimal dia bisa dia selamatkan dirinya," tambahnya.
Sementara BPBD Makassar telah membuat rencana kontijensi sebagai rangkaian upaya penanggulangan kedaruratan bencana banjir.
Baca Juga: Bupati Adnan Minta Pemprov Sulsel Perbaiki Jalan Tun Abdul Razak dan Pattallassang
Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Makassar, Mohammad Khadafy menjalaskan dokumen itu merupakan panduan pelaksanaan penanganan darurat bencana.
Hal itu agar terarah dan terkoordinasi, sehingga dapat mengurangi korban dan kerugian.
"Kami juga perkuat koordinasi camat dan lurah," jelasnya yang juga hadir sebagai narasumber.
Hasil pemetaan wilayah rawan bencana banjir berdasarkan kecamatan yaitu Manggala, Tamalanrea, Panakkukang dan Biringkanaya.
Rincian titik rawan di Manggala diantaranya perumahan Bukit Batu dan sekitarnya, blok 10 dan 8 Perumnas Antang, kampung Nipa-Nipa, Kajenjeng Lama, kampung Kajang, Romang Tangngaya dan Bontoa.
Khusus di kecamatan Tamalanrea, ada tiga titik seperti di kompleks Bung Permai, Blok A8 BTP dan belakang perumahan Hamzy-Antara.
Sementara biringkanaya yaitu BTP blok AF, AE, NHP Katimbang, kodam tiga, buka mata dan sekitarnya, masjid muhajirin daya dan kampung sawah, kampung cedde dan BTN mangga tiga.
Baca Juga: Tinjau Posko Siaga Banjir, Wali Kota Makassar Beri Arahan Personel Kebersihan