Hal tersebut dapat dikaitkan dengan Feng Shui. Ini bertujuan untuk keluarga yang ditinggalkan agar tidak merasa khawatir dan selalu bersedih.
Logikanya, bahwa makam yang berada di dataran tinggi dan dibangun secara kokoh untuk menghindari banjir sera longsor. Jadi, jenazah bisa istirahat dengan tenang.
Ada fakta lain yang menjelaskan mengapa ukuran makam serta arsitektur bongpai atau biasa disebut nisa pada Tionghoa memiliki ragam yang unik dan berbeda-beda.
Hal ini menjelaskan adanya nama-nama yang perlu dituliskan pada nisan tersebut. Tidak hanya nama mendiang serta orang tuanya, tapi ada beberapa makam yang menyertakan identitas lain.
Seperti nama pasangannya. Biasanya, nama suami atau istri yang ditinggalkan dituliskan dengan warna merah.
Ukuran yang besar itu pula, dibedakan sesuai dengan status sosialnya. Semakin besar makam, maka semakin besar pula darajat serta statusnya.