Cinta sama dengan luka
Dalam episode ke-32 serial siniar (podcast) Inspiration of Smart Happiness, motivator kebahagiaan Arvan Pradiansyah mengungkap sebuah rumus mengenai cinta dalam kaitannya dengan luka. Ia berujar bahwa cinta berbanding lurus dengan duka.
“Semakin besar cinta kita kepada seseorang, maka semakin besar jugalah duka yang akan kita alami ketika kita kehilangan semua itu,” terangnya.
Ketika mencintai seseorang, baik anak, orang tua, pasangan, sanak saudara, atau teman, kadarnya akan berbeda-beda. Rasa sayang pada anak, bisa jadi lebih besar daripada pasangan, begitu pula sebaliknya.
Kadar cinta tersebut akan berbanding lurus dengan kadar duka yang akan ditanggung ketika kehilangan sosok yang dimaksud. Kehilangan orang tua, misalnya, akan lebih terasa pedih dibanding kehilangan saudara jauh.
Lantas, dibanding harus berduka akibat cinta, apakah sebaiknya tidak usah mencinta sama sekali? Atau perlukah kadarnya dikurangi?
Baca Juga: 6 Tanda Seorang Pria Tulus Mencintaimu dan 6 Tanda Pria Hanya Memanfaatkanmu
Arvan menyebut bahwasanya hal tersebut kembali pada pilihan setiap orang.
“Untuk menghindari duka, maka kita harus melepaskan cinta yang berarti juga meniadakan kemampuan kita untuk berbahagia,” ucap Arvan mengutip Erich Fromm, seorang psikoanalis dan filsuf dari Jerman.
Apakah kita siap menghadapi keadaan tersebut? Sebab, hampir mustahil seseorang dapat bertahan hidup tanpa cinta.
Pada akhirnya, kita harus menerima fakta bahwa cinta tidak melulu soal berbahagia, sebab duka adalah kesatuan yang juga tercakup di dalamnya; dan itu tidak dapat dihindari.
Lebih jauh, Arvan berbicara soal pola pikir dan cara-cara yang dapat ditempuh seseorang agar tidak takut untuk mencintai orang lain. Bagaimana caranya?
Untuk mengetahuinya, dengarkan episode selengkapnya di Spotify dengan mengakses kanal Smart Inspiration di Spotify (https://bit.ly/SmartHappiness32) atau klik ikon di bawah!
Baca Juga: Pentingnya Mencintai Diri Sendiri Sebelum Mencintai Orang Lain
Penulis: Intania Ayumirza