Solo, Sonora.ID - Beberapa waktu lalu Sungai Bengawan Solo ambrol, sebanyak 120 keluarga di Dukuh Wirorejan, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen terancam banjir.
Potensi terjadinya banjir yang cukup besar disebabkan karena mengingat saat ini baru datang musim penghujan yang menyebabkan air naik. Terutama di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo.
Kurniawan (31), warga desa Pilang mengaku bahwa ia dan keluarganya tidak ada persiapan khusus menghadapi potensi bencana banjir.
“Persiapan khusus tidak ada, belum ada persiapan mengungsi,” ujarnta kepada TribunSolo.com, Senin (22/11/2021).
Kurniawan mengatakan bahwa ia pernah mengalami bencana banjir selama kurang lebih dua kali.
Yaitu, sekitar tahun 2008, yang mana Ketika itu air bah datang berurutan sebanyak dua kali. Saat itu kondisi air bah yang datang mengalir cukup deras. Hal ini menyebabkan ke khawatiran beliau jika terjadi lagi banjir datang.
“Arus sungai disini kencang memang, banjir yang kemarin ketinggiannya sampai pinggang, arusnya kencang,” ujarnya.
Baca Juga: Sungai Bengawan Solo Terindikasi Tercemar, PDAM Berhentikan Sementara Pengolahan Air Bersih
Meskipun demikian, ia yakin kondisi tetap aman dari datangnya bencana banir.
Ketua RT setempat, Latif mengatakan bahwa memang belum ada perispan khusus untuk menghindari banjir yang datang.
“Persiapan tidak ada, tidak ada mitigasi bencana,” katanya.
Hal tersebut didasarkan pada peristiwa sebelumnya, yang mana ada tanggul Sungai Bengawan Solo yang pernah jebol sebanyak dua kali.
“Selama dua kali itu, tidak terjadi apa apa, banjirnya tidak sampai meluap, jadi saya rasa masih aman,” ujarnya.
Baca Juga: Sejarah Panjang Sepanjang Sungai Bengawan Solo