Pada awalnya, pedukuhan yang dijadikan pasar bahulak ini hanya pesawahan, hingga kemudian disebut dengan Dukuh Sawahan.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai petani, yang mana digambarkan dalam tarian tari wong bahulak.
“Sudah menadi tradisi, agar panen melimpah dan terhindar dari serangan hama, maka di pasang orang- orangan sawah, yang digambarkan oleh tarian memedi sawah,” ujarnya.
Kemuadian untuk menggambarkan simbol pengganggu, dan cara untuk menghilangkan pengganggu itu disaikan dalam tarian bajul dan tari saman, yang merupakan khas Nangroe Aceh Darussalam. Ia juga menambahkan , dengan menumpas baul, maka hasil sawah dapat dinikmati denan mengadakan pesta rakyat, yang di sajikan dalam tari Jaggrung Sukowati.
Joko Sunarso, Kepala Desa Karungan juga mengatakan kedepannya pihak desa akan membuat Pasar Bahulak Nusantara Center panggung guna untuk pertunjukkan permanen.
Pihak desa juga mengatakan bahwa akan menggandeng potensi anan]k anak Karungan untuk mengembangkan bakat tari tersebut.
Bahulak Nusantara Center sendiri diperkirakan akan selesai di bangun pada tahun 2022, dengan menggunakan dana desa.
Baca Juga: Tertunda Dua Pekan, Pasar Terapung Piere Tendean di Uji Cobakan