Bandung, Sonora.ID - Berbagai evaluasi kinerja ekonomi Jawa Barat (Jabar) tahun 2021, prospek ekonomi tahun 2022, dan berbagai rekomendasi kebijakan untuk memajukan perekonomian Jabar, dipaparkan Kepala BI Jabar Herawanto dalam sambutan pembukaan West Java Annual Meeting (WJAM) 2021 di El Royale Hotel Bandung, Rabu (24/11/2021).
Dalam paparannya, Herawanto menyebut bahwa perekonomian Jawa Barat tumbuh positif di tahun 2021 dan optimis meningkat di tahun 2022.
"Optimisme ini dapat tercapai apabila Jabar mampu memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi global untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi. Dalam kaitan ini strategi dynamic balancing perlu diberlakukan secara konsisten agar mendorong permintaan domestik dan menggairahkan sektor produksi," papar Herawanto.
Menurutnya, investasi merupakan salah satu kunci utama mendorong akselerasi pemulihan ekonomi.
"Perlu sinergitas berbagai pihak untuk mengawal, memonitor dan mengevaluasi realisasi dan menyelesaikan berbagai hambatannya," ucapnya.
Selain itu, kata Herawanto, perbankan juga harus semakin sigap dan cepat dalam menyalurkan pembiayaan untuk mendorong perekonomian.
Herawanto menambahkan, untuk pengendalian inflasi, perlu dikelola dengan baik, terutama dengan menjaga kelancaran distribusi dan pasar di seluruh wilayah Jawa Barat.
Baca Juga: Apindo Jabar Berharap Buruh Tak Buat Situasi Makin Buruk dengan Demo Tolak UMP
Sisi lainnya, Herawanto menegaskan, perlu diterapkan lima kunci pemulihan ekonomi Jabar yang masih tetap relevan, seperti membangun optimisme masyarakat dan pelaku ekonomi, menjaga keberimbangan pasar antara supply dan demand, mendorong sektor utama, investasi, pariwisata terukur dan UMKM, mendorong perbaikan daya beli masyarakat, mendorong percepatan digitalisasi ekonomi.
Selanjutnya kata Herawanto, untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Jabar tahun 2022, BI Jabar meluncurkan Sembilan Rekomendasi Kebijakan, yaitu:
1) Mempertahankan dynamic balancing.
2) Stimulus pendorong konsumsi.
3) Kelancaran transmisi konsumsi masyarakat menengah atas.
4) Digitalisasi end-to-end proses bisnis.
5) Mendorong peningkatan ekspor memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi global.
6) Memperkuat industri Jawa Barat melalui SDM dan local value chain, khususnya mendorong interlinkage IKM dan industri besar.
7) Sinergi strategi pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi melalui rajutan digitalisasi ekonomi.
8) Menggali sumber pembiayaan ekonomi secara kreatif.
9) Evaluasi dan monitoring realisasi investasi secara kolaboratif.
Baca Juga: BI Jabar: Naiknya UMP Jabar Tahun 2022 Harus Dinilai dari Berbagai Aspek