Makassar, Sonora.ID - Anging mammiri business fair (AMBF) 2021 menjadi langkah kantor perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan dalam memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM.
Deputi kepala BI Sulsel, Fadjar Majardi menyampaikan hal itu dalam sesi jumpa pers di Makassar pada Jumat (26/11/2021).
Dia menyebut hasil kegiatan mencatatkan sejumlah komitmen temu bisnis. Seperti antara pt wahyu pradana bina mulia dan kelompok tani minasaupa di bidang perikanan serta lumbung turki atau organisasi diaspora Indonesia di Turki dan cv aromata sultan.
"Terdapat 50 UMKM yang telah mendaftarkan program Onboarding menuju pasar ekspor melalui ecommerce," ujarnya.
Dia menjelaskan kegiatan yang bertajuk mengantar UMKM Sulsel Go Global itu diisi dengan kegiatan business matching export, business forum, sharing session, serta mini expo.
Bank sentral berharap kegiatan ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM di Sulsel untuk meningkatkan kapasitas dan membuka peluang pemasaran produk yang lebih luas, terutama untuk pasar ekspor.
AMBF merupakan bagian dari upaya dalam mendorong perekonomian Sulsel melalui peningkatan ekspor dan pengembangan UMKM.
Baca Juga: Dorong Transaksi QRIS untuk UMKM, BI Sulsel Sasar Warung Kopi
Konsep yang diterapkan dalam AMBF ini adalah menghubungkan UMKM Sulsel ke Global Value Chain (GVC) dan Global E-commerce Chain (GEC).
"Melalui strategi ini, UMKM Sulsel dapat lebih mudah untuk dapat memasarkan produknya ke luar negeri melalui mitra-mitra yang telah membangun jalur perdagangan luar negeri dibandingkan dengan secara langsung mencari pembeli di luar negeri," jelasnya.
Dalam AMBF, menjadi peserta pameran adalah para agragator dan regulator terkait perdagangan luar negeri. Sementara pengunjung merupakan para pelaku UMKM Sulsel, yang hadir baik secara luring maupun daring.
Pengembangan UMKM di Sulsel membutuhkan strategi yang terintegrasi. Dari sisi kemitraan, dibutuhkan sarana mempertemukan UMKM dengan mitra yang memiliki akses perdagangan luar negeri.
"Untuk terbangunnya kemitraan tersebut diperlukan peningkatan kapasitas UMKM melalui dukungan pembinaan, pendampingan, maupun penguatan kelembagaan,"
"Dari sisi regulasi, perlu dilakukan harmonisasi kebijakan/program pengembangan UMKM, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Dari sisi pembiayaan, perlu dilakukan identifikasi kebutuhan dan alternatif pembiayaan bagi UMKM," sambungnya.
Fadjar menambahkan AMBF menawarkan suatu model pengembangan UMKM go Global melalui GVC dan GEC sabagai acuan strategi yang dapat dikolaborasikan dengan program yang dijalankan, baik oleh instansi pemerintah maupun swasta di Sulsel.
Hal itu untuk saling mensinergikan program pengembangan UMKM di Sulsel. Kolaborasi pentahelix (akademisi, pelaku usaha/bisnis, komunitas, pemerintah dan media massa) mutlak diperlukan untuk mewujudkan ini semua sehingga dapat bersama-sama mengantar UMKM Sulsel memasuki pasar global dan mendorong kinerja ekspor Sulsel.
Baca Juga: Didominasi UMKM, Sulsel Jadi Daerah Implementasi QRIS Terbaik di Sulampua