Sonora.ID – Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan kita tak tahu kapan bencana itu datang. Dalam masa pandemi ini, lokasi pengungsian pun berpotensi menjadi lokasi penularan Covid-19.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberi perhatian penuh terhadap pengungsi, kerusakan, serta proses rehabilitasi banjir yang terjadi.
Dalam penanggulangan bencana alam, para petugas yang berada di posko Covid-19 daerah dapat membantu penyediaan bantuan, serta mengawasi kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Baca Juga: Rp 6 Miliar dari BTT Siap Cair Jika Terjadi Bencana di Banjarmasin
Hal ini dilakukan agar para pengungsi tidak tertular Covid-19. Sehingga pengungsian tidak menjadi klaster baru.
Pada acara Dialog Kabar Jumat Siang yang disiarkan langsung dari Media Center KPCPEN pada Jumat, (26 November 2021), beberapa narasumber membahas mengenai kesiagaan terhadap bencana alam ketika pandemi berlangsung, serta bagaimana upaya dan penanggulangannya.
Narasumber tersebut diantaranya Anna Mu'awanah selaku Bupati Bojonegoro, Ahmad Rizwan selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumatera Selatan, dan Fachri Radjab selaku Kepala Pusat Metereologi Publik.
Anna Mu'awanah mengungkap bahwa kondisi di Bojonegoro kini sudah turun ke level 2, ia mengatakan jika kini ia sedang fokus kepada vaksinasi lansia.
Menurutnya, vaksinasi khusus lansia ini memang sedikit berbeda dan lebih sulit, maka dari itu, pihaknya terus memberikan binaan kepada RT dan RW setempat untuk membantu mengajak masyarakat melakukan vaksinasi.
"Per hari ini Bojonegoro sudah level 2, total vaksinasi dengan sistem integrasi 42,7%, kalau non integrasi masih tambah 3% yang mungkin kita anggap saja tidak bisa dimutakhirkan," ujar Anna.
Pihaknya juga membuat surat edaran untuk berbagai dinas agar turut membantu percepatan vaksinasi di daerahnya.
Pendekatan lainnya juga dilakukan dengan menghampiri berbagai tempat kerumunan, misalnya di saat ibadah solat Jumat, dan melakukan pendekatan dengan anggota keluarga lansia yang menolak untuk divaksin.
Ia juga menyediakan pos-pos untuk pelayanan vaksin, hingga ada pelayanan door to door yang juga dilakukan oleh pihaknya bersama TNI dan Polri.
Baca Juga: Di Zona Kuning Rawan Bencana, Pemko Banjarmasin Gelar Apel Gabungan
Sementara Ahmad Rizwan mengungkap di Sumsel sendiri kini jumlah capaian vaksinasinya sudah mencapai 54,25% untuk dosis pertama dan 31,54% untuk dosis kedua.
Sementara itu, untuk bencana di Sumsel tahun ini khususnya kebakaran lahan bisa dibilang rendah.
Pemprov Sumsel mengandalkan teknologi untuk mengatasi bencana secara dini dengan menggunakan aplikasi Songket (Sistem Operasional Kebakaran Hutan Terpadu).
"Secara pentahelix kita melibatkan baik dari masyarakat, wiraswasta, pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera Selatan," ujar Ahmad.
Untuk musim hujan sendiri, pihaknya juga sudah menyiapkan langkah-langkah pencegahan bencana banjir, dan memitigasi bencana dengan melaksanakan pembuatan tanggul penahan air untuk jangka panjang, dan posko-posko untuk penanganan bencana.
Pihaknya juga akan menekankan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Untuk pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka penanganan Covid itu disesuaikan dengan kondisinya," kata Ahmad.
Ahmad menjelaskan bahwa Gubernur Sumsel juga tetap memperhatikan ekonomi masyarakat sehingga ia juga tetap melakukan pembangunan infrastruktur, agar ekonomi masyarakat tetap berjalan.
Di sisi lain, Fachri Radjab selaku Kepala Pusat Metereologi Publik turut mengungkapkan peran BMKG dalam mengatasi bencana alam.
Baca Juga: Miris, Bantuan untuk Korban Bencana di Makassar Bakal Dimusnahkan
"BMKG memberikan informasi dini tentang potensi-potensi bencana hidrometrologi, informasi cuaca dan iklim BMKG diberikan dalam rentang periode waktu yang berbeda-beda, jangka panjang misalnya seperti prakiraan satu tahun ke depan, prakiraan satu musim, satu bulan, juga jangka menengah dan jangka pendek," ujar Fachri.
Seluruh informasi itu didistribusikan ke seluruh stakeholder baik di pusat maupun di daerah.
Ia juga menjelaskan hal yang tidak kalah penting dari informasi itu adalah responnya, oleh karena itu BMKG juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bencana-bencana agar mengatahui dampak dan langkah apa yang harus dilakukan.
Untuk mengetahui pembahasan mengenai mitigasi bencana alam yang lebih lanjut, simak penjelasan selengkapnya di video berikut ini: