Jakarta,Sonora.Id - Perpustakaan memberi harapan untuk masyarakat dalam memberikan kebaikan untuk membangun negeri. Melalui program unggulan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, masyarakat desa dan pengelola perpustakaan desa merasakan manfaatnya.
Seperti diungkapkan ibu rumah tangga dari Kabupaten Jayapura, Sipora Novita. Dia mendatangi perpustakaan untuk melatih diri dengan mencari buku resep membuat kue dan bertekad membantu perekonomian keluarga. Kini, dia berdagang kue sekaligus membagikan ilmunya dengan melatih warga sekitar.
Hal sama dialami pengelola Perpustakaan Desa Sengkerang di Kabupaten Lombok Tengah, Azizah. Dia mempelajari strategi untuk meningkatkan layanan informasi dan trik lobi guna mendapatkan tambahan anggaran. Setelah menerapkan ilmu melobi, kini, dia berhasil mendapatkan Dana Hibah Desa untuk anggaran perpustakaannya.
Hal ini disampaikan keduanya dalam Peer Learning Meeting Nasional Tahun 2021 dengan tema Transformasi Perpustakaan untuk SDM Berkualitas dan Berdaya Saing yang diselenggarakan Perpusnas secara daring, pada Rabu (1/12/2021).
Team Leader Konsultan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Erlyn Sulistyaningsih, menyampaikan, program transformasi perpustakaan telah membantu masyarakat dalam meningkatkan literasi secara progresif. Program transformasi perpustakaan pada tahun 2021 sudah dijalankan di 32 provinsi, 160 kabupaten, dan 1.250 desa.
Untuk memastikan program berjalan berkelanjutan dan terus berkembang, telah dilakukan pelatihan untuk master trainer nasional dan fasilitator daerah sebagai SDM, yang mampu melakukan fungsi pemeliharaan dan perluasan program. Komitmen untuk perluasan mandiri dari program transformasi perpustakaan dilakukan dengan membentuk tim sinergi di setiap provinsi.
“Banyak perpustakaan desa yang tetap bergerak meskipun di masa pandemi Covid-19. Berjuang dengan anggaran minim tidak membuat mereka berhenti untuk membantu masyarakat. Mereka terus berkarya dengan kreatif dan menjalin kerja sama untuk memberikan dampak luar biasa kepada masyarakat,” ungkapnya.
Program transformasi perpustakaan memiliki tujuan untuk memperkuat peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas SDM dengan memberi kemudahan akses informasi guna meningkatkan kemampuan literasi, kreativitas masyarakat, dan mengurangi kemiskinan.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi, mengatakan kemampuan literasi merupakan pembelajaran sepanjang hayat. Untuk itu, program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial berupaya menjangkau masyarakat di pedesaan. Perluasan transformasi perpustakaan ke tingkat desa juga merupakan upaya untuk mendekatkan akses informasi kepada masyarakat dan memfasilitasi yang menjadi kebutuhan masyarakat.
“Perpustakaan diharapkan menjadi pusat bagi masyarakat untuk bekegiatan dan terkoneksi satu dengan yang lain, sehingga terjadi proses belajar yang mampu mendorong kesempatan untuk menciptakan inovasi dan kreativitas yang positif dan produktif diantara masyarakat itu sendiri,” ucap Deni.
Literasi tidak hanya baca, tulis, dan hitung, melainkan lebih dari itu yakni tentang kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu objek ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, literasi berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Literasi merupakan hak dan memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat untuk membangun manusia berkualitas dan berdaya saing.
Baca Juga: Perpusnas dan ANRI Dukung Pekan Memori Kolektif Dunia, MOWEEK From New York to Beograd
Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi, mengungkapkan manusia yang berkualitas dan berdaya saing memiliki tujuh kriteria yakni sehat, cerdas, adaptif, kreatif, inovatif, terampil, dan bermartabat. Ketujuh kriteria tersebut bisa terwujud apabila didukung dengan tiga pilar yakni layanan dasar dan perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter. Perpustakaan, dalam hal ini, mendukung seluruh pilar tersebut.
“Selama ini perpustakaan identik dengan pengadaan buku dan koleksi buku, tapi sekarang bisa menjadi sumber ilmu yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Karena dari membaca kita mendapat ilmu pengetahuan yang apabila diterapkan dalam dunia usaha dan berkembang, maka bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara,” jelas Subandi.
Kegiatan Peer Learning Meeting Nasional Tahun 2021 yang diselenggarakan secara daring diikuti oleh 970 di antaranya penerima manfaat program dan dinas perpustakaan. Kegiatan diselenggarakan untuk memotivasi dan membangun kepercayaan diri, memfasilitasi proses saling belajar dan berbagi pengalaman antar perpustakaan, serta memperkaya ide dan gagasan dalam mengembangkan kegiatan yang kreatif dan inovatif.