Sonora.ID - Varian baru virus corona yaitu Varian Omicron menjadi ancaman baru yang dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang selanjutnya dari kasus penularan covid19 di Tahan Air.

 

“Ancaman ini belum selesai. Kita boleh bersyukur, kita boleh berbangga tapi tetap harus waspada, hati-hati yang namanya sekarang ini ancaman gelombang keempat varian Omicron, hati-hati,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah (Kasatwil) Tahun 2021 di Candi Ballroom, Hotel The Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Jumat (3/12/2021).

 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Presiden Joko Widodo meminta seluruh Polda di wilayah-wilayah perbatasan, mengantisipasi masuknya varian Omicron, dimana penyebaran varian baru ini sudah sampai ke 29 negara, termasuk Singapura.

 

"Utamanya, Polda-Polda yang berkaitan dengan perbatasan dengan negara-negara lain karena yang membawa bisa orang-orang asing, bule-bule, tapi juga dari warga negara kita sendiri utamanya tenaga kerja kita yang dari luar waktu masuk kembali,” ujar Presiden.

 

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga meminta TNI-Polri berserta jajarannya untuk terus mempercepat dan menggencarkan program vaksinasi Covid-19 terutama kepada provinsi-provinsi yang capaian vaksinasinya masih rendah.

 

 

 

“Provinsi-provinsi mana yang masih harus digencarkan, ada 15 provinsi yang masih di bawah 60 (persen). Sumsel, Sumbar, NTT, Kalbar, Kalsel, Riau, Sulbar, Sulsel, Maluku Utara, Sulteng, Papua Barat, Maluku, Sultra, Aceh, Papua,” ucap Presiden.

 

Selain itu, Kepala Negara juga terus menekankan pentingnya menjalankan protokol kesehatan secara ketat, serta meningkatkan upaya pengetesan dan pelacakan di setiap wilayah di Indonesia. 

 

"Hati-hati 17 kabupaten/kota di 8 provinsi yang mengalami tren naik selama 2-3 minggu terakhir ini. Naik sedikit saja segera antisipasi, walaupun masih dalam hitungan puluhan per minggu tapi tetep harus segera diantisipasi karena larinya nanti bisa ke keamanan, bisa ke politik, ketertiban masyarakat, semuanya,” tandas Presiden. 

 

Sementara itu, menjawab kritik terkait kebijakan pemerintah yang berubah-ubah dalam penanganan pandemi di Tanah Air, Presiden Jokowi mengungkap bahwa hal tersebut karena harus menyesuaikan perkembanhan virus corona yang selalu bermutasi dan berubah,  sehingga pemerintah harus terus melakukan perubahan menyesuaikan keadaan di lapangan.