Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, aktivitas penerbangan masih aman dari abu vulkanik Gunung Semeru, setidaknya hingga pantauan yang dilakukan pada Sabtu, tadi malam.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, BMKG, Edison Kurniawan dalam konferensi pers secara daring menjelaskan, pantauan BMKG dari Stasiun Meteorologi Juanda, terdapat potensi abu vulkanik yang bergerak ke barat laut pada ketinggiannya antara 0 sampai 30.000 kaki, dan di atas 50.000 kaki bergerak ke arah barat.
"Aktivitas dari gunung Semeru tersebut memperlihatkan bahwa memang untuk 3 wilayah terdampak yaitu stasiun atau untuk Bandara Yogyakarta International Airport berdasarkan hasil pantauan di lapangan saat ini belum terlihat adanya pengaruh dari abu vulkanik yang masuk ke wilayah tersebut demikian pula halnya untuk di Bandara Adi Sumarmo, Boyolali dan Abdulrahman Saleh, Kabupaten Malang," kata Edison.
Meskipun belum terlihat abu vulkanik, BMKG akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru. Salah satunya berkoordinasi dengan AirNav untuk mengetahui bagaimana potensi yang terjadi dari aktivitas Semeru.
"Tentunya kami akan terus memantau kegiatan tersebut yang sangat mempengaruhi bagi aktivitas penerbangan," tuntasnya.
Selain itu, sebelumnya sebagai respons cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajnang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.
Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya juga segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.