Sonora.ID- Selama beberapa hari terakhir, seluruh sosial media baik itu Instagram, TikTok ataupun Twitter dipenuhi dengan tagar #SAVENOVIWIDYASARI.
Tagar ini digunakan untuk menunjukkan rasa simpatik sekaligus memberikan dukungan untuk korban kasus bunuh diri di Mojokerto, Novi Widyasari, yang dipaksa untuk melakukan aborsi sebanyak dua kali oleh sang kekasih, Bripda Bagus Sasongko.
Anehnya disetiap kasus pelecehan seksual yang terjadi, alih-alih dirangkul dan diberikan dukungan justru korbanlah yang dirundung dengan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan dan diberi label wanita tidak baik hingga mencoret nama baik keluarga.
Padahal bagaimana sikap laki-laki memperlakukan kaum wanita juga menjadi faktor yang dapat memicu terjadinya kekerasan seksual, lho.
Dengan hadirnya kasus-kasus yang memprihatinkan ini, tentu membuat publik kembali mempertanyakan bagaimana cara mendidik atau membesarkan anak laki-laki yang dapat menghargai perempuan.
Berikut 5 cara yang bisa para orang tua tanamkan pada anak laki-laki sejak dini, agar nantinya mereka bisa menghormati dan memiliki empati terhadap lawan jenisnya.
Baca Juga: 5 Tips Jitu Mendidik Anak Agar Patuh pada Orangtua
Ajarkan rasa hormat, kebaikan dan kasih sayang untuk semua orang
Semua orang berhak mendapatkan rasa hormat, kebaikan, dan kasih sayang.
Ketika nilai ini ditanamkan pada putra Anda sejak usia muda, dia akan melihat kebajikan-kebajikan ini sebagai hak semua orang, tanpa memandang gender apakah dia laki-laki atau perempuan.
Saat ia tumbuh dewasa, pelajaran dasar ini akan membantunya memperlakukan semua orang disekelilingnya dengan hormat terlepas dari perbedaan gender, usia ataupun status sosial.
Rumah adalah tempat anak belajar, orang tua berikan contoh untuk menjadi sosok pria yang positif dan menghargai wanita
Rumah adalah sekolah pertama anak, tempat ia belajar, mengingat dan meniru apa saja yang dilakukan oleh orang dewasa disekitarnya.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, terutama para Ayah, peran Anda sebagi panutan pria positif dan menghormati wanita yang baik untuk anak laki-laki sangatlah dibutuhkan.
Berikan contoh setiap hari, dengan tidak ragu untuk membantu istri di rumah dan jangan malu untuk menunjukkan kasih sayang dengan memeluk anak.
Bila suatu saat anak Anda menemukan seorang pria yang tidak menghormati wanita, jangan ragu untuk mendiskusikan perilaku tersebut kepada anak dan memberikan penjelasan yang bahasa yang mudah dimengerti.
Ciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya
Masih banyak stigma keliru yang diturunkan pada anak-anak tentang perbedaan gender misalnya, anak laki-lai nggak boleh nangis atau anak perempuan itu lemah sehingga tidak boleh terlalu terlalu dominan.
Zaman sudah semakin bergeser, stigma-stigma tersebut justru dapat menghambat keterampilan sosial dan emosi anak-anak, serta membuat mereka menjadi sosok yang tertutup dan sulit mengungkapkan perasaan.
Anak laki-laki juga harus memahami bahwa apa yang mereka rasakan, sedih, senang, kecewa, dan marah adalah hal yang wajar selama mereka dapat mengendalikannya.
Mengekspresikan perasaan akan membantu mereka mengatasi perasaan negatif, kecemasan, dan frustrasi yang bisa memicu perilaku menyimpang seperti kekerasan.
Anak laki-laki boleh kok, main dengan perempuan
Ingat nggak, para orang tua terdahulu selalu mengajarkan kita supaya jangan pilih-pilih teman, asalkan laki-laki main dengan laki-laki sementara perempuan main dengan perempuan.
Padahal pertemanan yang heterogen dapat menimbulkan rasa hormat dan sikap empati terhadap lawan jenis.
Persahabatan juga dapat melatih kepedulian anak untuk melindungi, membela dan mendukung orang lain, nilai ini sangatlah berguna dalam hubungan masa depannya dengan wanita.
Libatkan anak dalam keterampilan rumah tangga
Identik sebagai tugas seorang wanita, padahal keterampilan seperti, memasak, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah, merupakan life skill yang semestinya diajarkan sejak dini tak hanya pada anak perempuan tapi juga pada laki-laki.
Saat membantu pekerjaan rumah, anak laki-laki akan memahami betapa sulit dan melelahkannya aktivitas tersebut, sehingga kelak ia tidak akan menuntut apalagi membairkan pasangannya melakukan seluruh aktivitas itu sendirian.
Mereka juga bisa belajar hidup sehat, dengan selalu memastikan kondisi rumahnya dalam keadaan yang rapi dan bersih.
Baca Juga: Hindari 5 Kesalahan Mendidik Anak yang Mungkin Tanpa Sadar Sering Dilakukan!