Sonora.ID - Memasuki akhir tahun maka kita sebagai warga Indonesia tidak asing lagi dengan fenomena hujan karena secara normatif, Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan dua musim utamanya adalah musim kemarau dan musim hujan.

Musim hujan ini umumnya berlangsung dari bulan Oktober hingga bulan Maret.

Meskipun selama enam bulan ke depan Indonesia akan didominasi satu musim, seperti musim hujan saja, bukan berarti Indonesia tidak akan mengalami hari tanpa hujan.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Mengenai Badai Tropis Teratai serta Dampaknya

Jika kondisi iklim normal atau tidak dibayangi 'krisis iklim', di tengah musim hujan sekali pun Indonesia akan tetap mengalami hari-hari kering dalam batas sewajarnya.

Namun belakangan tahun ini kita bisa mengamati secara kasar bahwasanya musim hujan di Indonesia hampir menyelimuti keseluruhan dan sukar menemukan hari-hari yang hangat.

Krisis iklim berkontribusi terhadap tidak stabilnya musim di Indonesia dan di negara mana pun. 

Membicarakan musim hujan, maka kamu perlu mengetahui pola musim hujan di tahun 2021 ini agar kamu bisa memitigasi beberapa kemungkinan terburuknya.

Hal ini disampaikan oleh Guswanto selaku Deputi Meteorologi 'Cuaca dan Antisipasi Titik Bencana' edisi 2 Desember 2021 lalu. 

Guswanti mengatakan kalau puncak musim hujan pada tahun 2021 hingga 2022 akan berada di bulan Januari dan Februari.

Untuk bulan Januari, BMKG juga sudah membuat prediksi bahwasanya hujan akan turun lebih deras di beberapa daerah, seperti di Sumatra Selatan bagian barat, sebagian besar pulau jawa, NTB, dan sebagian besar NTT, Kalimantan bagian selatan, dan di pulau sulawesi, sebagian maluku, dan papua bagian selatan.

Sementara itu di bulan Februari hujan akan masuk ke Sumatra Selatan bagian tengah, sebagian kecil Pulau Jawa, NTB NTT, Papua Barat bagian timur, dan Papua bagian utara.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Waspada Potensi Hujan Diebagian Besar Wilayah Indonesia

"Untuk DKI Jakarta sendiri akan masuk musim hujan kira-kira di Januari atau di Februari tetapi lebih ditekankan di dasarian 3 artinya 10 hari akhir bulan Januari," ujar Guswanti. 

Lalu bagaimana kita dapat mengetahui puncak musim hujan?

Terdapat beberapa karakteristik puncak musim hujan berikut dengan tanda-tanda fenomena tahunan seperti banjir.

Pertama hujan bisa dikatakan lebat ketika intensitasnya mencapai 50 militer dalam sehari.

Namun belakangan ini peristiwa banjir di Indonesia umumnya dikarenakan intensitas hujan mencapai 40 milimeter per jamnya.

Akibatnya hujan melebihi ambang batas wajarnya dan dataran yang sudah didominasi oleh beton tidak mampu menampung air.

Karakteristik hujan dapat mengarah ke banjir adalah ketika hujan tidak turun lebat, atau di bawah 50 milimeter, namun terjadi dalam durasi waktu yang lama. 

Peristiwa seperti ini sebetulnya sudah terjadi saat bulan Oktober hingga November lalu, utamanya di DKI Jakarta.

Baca Juga: Waspada! Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Sulawesi Selatan

Terkhusus DKI pula perlu dicatat kalau hujannya lebih sering terjadi pada saat sore, malam, dan tengah malam.

Ini menjadi peringatan tersendiri mengingat waktu-waktu tersebut merupakan waktu beristirahat sebagian besar orang. 

Satu oktober sampai november curah hujan rata2 seharinya hanya 40-80

Dan juga mengalami penurunan.

Hujannya rintik2 tapi durasi lama sehingga akumulasinya juga berbanding lurus.

DKI curah hujannya sore hari, menjelang malam

Kalau menjelang akhir musim hujan biasanya terjadi di pagi hari. 

Curah hujan di DKI akan terjadi pada sore malam maupun dini hari yang perlu diwaspadai karena ini terjadi saat kita tidur.