Isu perempuan yang masih perawan sangat dominan dalam film Yuni. Seakan penentu hidup dan mati, keperawanan perempuan sangatlah penting di lingkungan masyarakat Serang, Jawa Barat.
Atas hal itu, Yuni pun berhasil menolak permintaan menikah dari Dodit. Yuni kembali melanjutkan kehidupannya.
Hingga suatu hari, Sarah (Neneng Wulandari) mendapat desakan dari keluarganya untuk segera menikah dengan sang pacar dengan segera.
Padahal, Sarah mengaku belum siap untuk menikah. Hal ini pun membuat Yuni semakin terpukul. Seakan harapan untuk bebas memilih sebagai remaja perempuan semakin sempit.
Arawinda Kirana dalam Media Screening & Press Conference pada Senin, 6 Desember 2021 memberi pesan kepada penonton agar dapat memprioritaskan edukasi seksual (sexual education).
Pasalnya, peran Yuni dalam film itu pun sama sekali tidak mengerti tentang seksualitas yang benar dan pasti.
Tidak ada orang yang memberikan pengajaran seksual kepada Yuni. Yuni hanya bisa mengira-ira dengan mencari informasi melalui internet.
Film Yuni sangat cocok ditonton bagi remaja di usia 17 tahun-an dan orang tua. Orang tua perlu tahu bahwa anak perempuannya masih bisa diberikan peluang dan kesempatan untuk meneruskan pendidikan.
Estetika dalam film pun dibuat sangat apik oleh Kamila Andini. Lingkungan perkampungan daerah sekitar Serang sangat merepresentasikan isu menikah di usia dini oleh para remaja di daerah urban.
Begitu pula dengan dialek khas Jawa-Serang yang diperankan oleh karakter film Yuni. Film yang sudah direncanakan sejak tahun 2017 ini, menoreh banyak nilai bagi penontonnya.
Baca Juga: Film Karya Kamila Andini, Sinopsis Film Yuni dan Daftar Pemain