Sonora.ID - Film Yuni resmi dirilis pada 9 Desember 2021. Film ini wajib ditonton oleh orang tua dan remaja, apa saja alasannya?

Film Yuni dibesut oleh Kamila Andini dan diproduseri oleh Ifa Ifansyah. Film Yuni telah diputar di banyak negara, salah satunya negeri bunga sakura Jepang.

Film Yuni berhasil memenangkan Piala Toronto International Film Festival (TIFF) 2021 dengan trofi Platform Prize.

Tidak hanya itu, film Yuni juga berhasil memenangkan 14 nominasi piala citra Festival Film Indonesia 2021.

Lantas, apa yang membuat Film Yuni wajib ditonton oleh orang tua dan remaja?

Baca Juga: Review Film Yuni: Yuni (Arawinda Kirana) Ditawarkan untuk Menikah

Alasan film Yuni wajib ditonton oleh orang tua dan remaja

1. Film Yuni mengangkat isu perjodohan yang tidak dikehendaki oleh pihak perempuan

Dalam film Yuni diceritakan bahwa tokoh Yuni yang diperankan oleh Arawinda Kirana  menerima lamaran dari tiga laki-laki yang berbeda.

Kendati begitu, Yuni berani menolaknya. Ia berani melakukan berbagai cara agar bisa menolak lamaran dari tiga laki-laki itu.

Padahal, menolak lamaran dipandang sebagai sikap menolak rezeki. Tidak hanya itu, Yuni juga merasa perempuan di daerahnya tampak tidak punya pilihan.  

Lantas, Yuni berupaya untuk mengejar mimpi-mimpinya dan melewati batas-batas aturan yang dianggap tidak masuk akal.

Berbeda dengan teman-teman Yuni yang belum berani menentang perjodohan dan pernikahan paksa.

Hal ini tentu dapat membuat mimpi remaja perempuan terputus.

Baca Juga: Kenapa Film Yuni Menggunakan Bahasa Jawa-Serang? Begini Alasannya

2. Film Yuni mengangkat isu tentang kurangnya edukasi seksual di kalangan remaja Indonesia

Sama seperti remaja Indonesia pada umumnya, Yuni tidak mengerti apa saja yang dilakukan sepasang kekasih saat berpacaran.

Yuni pun tidak tahu bagaimana malam pertama atau making love terjadi. Ia menanyakan hal ini kepada temannya yang sudah dinikahkan dan melahirkan.

Saat Yuni menanyakan, teman-teman lainnya justru melarang Yuni. Yuni dianggap tidak sopan menanyakan hal-hal ini.

Sepulangnya dari sekolah, Yuni mencari tahu tentang mansturbasi pada perempuan. Ia dan teman-temannya baru tahu kalau perempuan juga bisa mansturbasi.

Yuni mulai mencari tahu praktik mansturbasi pada perempuan dari internet. Hal ini menunjukkan bahwa film Yuni dijadikan sebagai kaca untuk berefleksi bahwa rendahnya edukasi seksual remaja di Indonesia.

Baca Juga: Film Yuni Resmi Tayang 9 Desember 2021 di Seluruh Bioskop Indonesia!

3. Film Yuni mengangkat isu tentang Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Transgender (LGBT)

Isu LGBT di film Yuni bermula dari kisah Asih teman masa kecil Yuni. Berdasarkan kabar burung, Asih adalah remaja sukses di Hong Kong.

Tapi nyatanya, Asih justru lari dari kenyataan dan mengubah penampilannya jadi laki-laki. Terkejut, Yuni mulai belajar bahwa gender di dunia sangatlah beragam.

Film ini bisa memberikan pelajaran pada remaja agar bisa menerima diri apa adanya dan konsekuensi dari tiap pilihannya.

Begitu juga dengan orang tua, agar tidak mudah memberikan penilaian yang buruk pada anak-anak remaja tentang isu seksual yang dialaminya.

Dengan adanya tiga alasan ini, orang tua dan remaja Indonesia tentu akan lebih teredukasi tentang isu perempuan, LGBT, perjodohan, dan sebagainya.