2. Meningkatkan kepercayaan dan hubungan dengan masyarakat yang lebih baik
Etos pemolisian masyarakat menciptakan peluang untuk interaksi antara masyarakat dengan pertugas polisi tidak sebatas pada respon terhadap kejahatan.
Akan ada lebih banyak interaksi umum dan yang lebih penting adalah interaksi yang positif.
Salah satu studi mendukung klaim ini bahwa kontak positif dengan polisi secara substansial meningkatkan sikap positif terhadap polisi.
3. Peningkatan keamanan bagi petugas dan anggota masyarakat
Ketika warga meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat mereka terhadap petugas lokal, begitu pun sebaliknya, semua pihak akan menjadi lebih aman.
Kepercayaan dan hubungan positif meningkatkan kemauan untuk bekerjasama dan mengurangi rasa takut.
Sebagai imbalannya, berkontribusi terhadap peningkatan keselamatan untuk semua pihak yang terlibat.
Baca Juga: Nggak Butuh Superhero, Ini 7 Negara Paling Aman dari Kriminal di Dunia
4. Melindungi kelompok rentan
Dalam suatu kehidupan komunitas, maka akan selalu ada pihak-pihak rentan.
Pihak ini dikatakan rentan karena secara tatanan sosial mereka seringkali dikesampingkan sehingga ketika ada suatu permasalahan yang menimpa mereka, masyarakat secara umum tidak begitu memperhatikannya.
Kelompok ini menjadi pihak yang seringkali takut untuk bepergian dan akhirnya tidak mendapatkan penuh hak mobilisasinya.
Seperti perempuan yang mungkin tidak mau keluar di malam hari atau melewati jalur-jalur tertentu karena takut akan kekerasan seksual.
Atau anak-anak yang juga takut keluar di kondisi sepi karena khawatir bila mengalami pencurian atau bully dari geng yang mengitari di daerah tertentu.
Dengan community policing, kelompok rentan ini merasa terlindungi dan sebaliknya, mereka juga akan menjadi agen yang akan mewujudkan keamanan bagi sesama.