Sonora.ID - Permasalahan sosial yang bahkan hari ini tidak bisa diberantas secara mengakar adalah kasus-kasus kejahatan kerah biru.
Meskipun terkesan kecil, kriminalitas di tengah masyarakat tetap meresahkan siapa pun yang pada akhirnya, bila terakumulasi akan berdampak pula pada kehidupan nasional.
Berbagai riset dan teori terdahulu mengatakan kalau peningkatan kekerasan polisi dapat menjadi solusi dari kejahatan.
Namun saat ini kita melihat bahwa seiring kerasnya agen tersebut, yang terjadi para penjahat semakin cerdik pula dalam melancarkan aksinya.
Oleh karenanya, perlu pendekatan baru dalam mengatasi dan meminimalisir kejahatan di tengah masyarakat, yakni dengan community policing.
Baca Juga: 4 Kasus Kriminal yang Tidak Terpecahkan Sampai Hari Ini, Semua Pihak Nyerah!
Pengertian Community Policing
Community policing (pemolisian masyarakat) adalah kerangka kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan keamanan publik melalui kolaborasi antara petugas polisi dan anggota masyarakat.
Dalam community policing, tugas polisi tidak hanya menanggapi kasus-kasus atau insiden, melainkan juga membantu memecahkan masalah masyarakat secara bersama-sama.
Pentingnya Community Policing
Secara keseluruhan, manfaat community policing berangkat dari peningkatan hubungan masyarakat dan membangun kemitraan masyarakat.
Pengurangan tingkat kejahatan dapat dilihat sebagai dari benefit utama dari community policing.
Secara spesifik, berikut adalah manfaat dari community policing:
1. Peningkatan moral petugas kepolisian
Belakangan ini, di berbagai belahan dunia banyak yang meragukan moralitas petugas kepolisian sehingga banyak dari kita yang meragukan prospek polisi di masa mendatang.
Di satu sisi, ketika polisi merasa didukung oleh komunitasnya, banyak polisi yang melaporkan kalau mereka cenderung menjadi lebih semangat kerja.
Ini bukan hanya karena community policing baik untuk menciptakan hubungan positif, tetapi juga karena dapat menciptakan lebih banyak kesempatan bagi publik.
Pada akhirnya, hubungan yang mengandalkan saling kepercayaan ini secara perlahan mampu membuat lingkungan sosial yang lebih aman.
2. Meningkatkan kepercayaan dan hubungan dengan masyarakat yang lebih baik
Etos pemolisian masyarakat menciptakan peluang untuk interaksi antara masyarakat dengan pertugas polisi tidak sebatas pada respon terhadap kejahatan.
Akan ada lebih banyak interaksi umum dan yang lebih penting adalah interaksi yang positif.
Salah satu studi mendukung klaim ini bahwa kontak positif dengan polisi secara substansial meningkatkan sikap positif terhadap polisi.
3. Peningkatan keamanan bagi petugas dan anggota masyarakat
Ketika warga meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat mereka terhadap petugas lokal, begitu pun sebaliknya, semua pihak akan menjadi lebih aman.
Kepercayaan dan hubungan positif meningkatkan kemauan untuk bekerjasama dan mengurangi rasa takut.
Sebagai imbalannya, berkontribusi terhadap peningkatan keselamatan untuk semua pihak yang terlibat.
Baca Juga: Nggak Butuh Superhero, Ini 7 Negara Paling Aman dari Kriminal di Dunia
4. Melindungi kelompok rentan
Dalam suatu kehidupan komunitas, maka akan selalu ada pihak-pihak rentan.
Pihak ini dikatakan rentan karena secara tatanan sosial mereka seringkali dikesampingkan sehingga ketika ada suatu permasalahan yang menimpa mereka, masyarakat secara umum tidak begitu memperhatikannya.
Kelompok ini menjadi pihak yang seringkali takut untuk bepergian dan akhirnya tidak mendapatkan penuh hak mobilisasinya.
Seperti perempuan yang mungkin tidak mau keluar di malam hari atau melewati jalur-jalur tertentu karena takut akan kekerasan seksual.
Atau anak-anak yang juga takut keluar di kondisi sepi karena khawatir bila mengalami pencurian atau bully dari geng yang mengitari di daerah tertentu.
Dengan community policing, kelompok rentan ini merasa terlindungi dan sebaliknya, mereka juga akan menjadi agen yang akan mewujudkan keamanan bagi sesama.