Banjarmasin, Sonora.ID - Banjir rob yang melanda hampir seluruh wilayah Banjarmasin turut merendam sejumlah fasilitas pendidikan.
Berdasarkan data yang diterima Smart FM Banjarmasin, ada ratusan sekolah dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin yang ikut terendam.
Lebih rincinya, sebanyak 10 SD di wilayah Banjarmasin Barat, 23 SD di Banjarmasin Timur, 4 SD di Banjarmasin Tengah, 11 SD di Banjarmasin Utara dan 32 SD di Banjarmasin Selatan.
Baca Juga: Berhari-hari terendam, Warga Jalan Prona Mulai Rasakan Sakit ini
Sedangkan untuk tingkat SMP, tercatat ada 27 sekolah yang juga terendam banjir rob. Dari 35 SMP yang ada di Banjarmasin.
"Ini data yang kami terima dari sekolah. Tapi ini kelihatannya belum masuk semua datanya," ucap Totok Agus Daryanto, Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, saat ditemui Smart FM Banjarmasin di Balai Kota, Kamis (09/12) siang.
Totok membeberkan, dampak akibat banjir rob yang dialami beberapa sekolah itu beragam. Bahkan paling parah, genangan yang terjadi masuk hingga ke ruang sekolah.
"Minimal, sekolah yang terdampak itu halamannya terendam air," jelasnya.
Totok menekankan, bagi sekolah yang terdampak banjir rob cukup parah diberikan dispensasi untuk menggelar pembelajaran secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sedangkan jika kondisinya masih dianggap memungkinkan, maka pembelajara tetap dilaksanakan secara tatap muka.
"Kalau ketinggian airnya tidak memungkinkan maka diperbolehkan untuk belajar daring.Tapi jika masih memungkinkan maka tetap belajar tatap muka," pungkasnya.
Di sisi lain, SDN Antasan Besar 7 yang berlokasi di jalan Meratus, Kec. Banjarmasin Tengah, adalah salah satu sekolah yang ikut terdampak banjir rob.
Baca Juga: 'Nonsense' Bisa Ditangani Sebuah Bidang. Banjir Rob di Banjarmasin
"Memang sangat mengganggu. Sekolah kami juga merupakan langganan permasalahan terkait alam (banjir)," ujar Retno Lestari, Plt Kepala Sekolah SDN Antasan Besar 7.
Ia menerangkan, dengan ketinggian air yang mencapai lutut orang dewasa, maka tidak memungkinkan untuk digelar pembelajaran secara tatap muka.
Sehingga terhitung sejak hari ini, Kamis (09/12), pihaknya memberlakukan PJJ, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada peserta didik.
"Anak-anak tidak libur. Tetap belajar tapi secara jarak jauh. Sangat berbahaya kalau dipaksakan turun. Apalagi halaman sekolah juga berlumut karena lama terendam," tutupnya.