Sonora ID - Pfizer Inc. dan BioNTech mengatakan, studi laboratorium awal menunjukkan dosis ketiga vaksin mereka mungkin diperlukan untuk menetralkan varian Omicron.
Sementara di Indonesia, rencananya booster akan disuntikkan mulai Januari 2022.
Lalu saham apa yang akan diuntungkan?
Booster Pfizer dan BioNTech untuk Lawan Omicron
Temuan laboratorium menunjukkan bahwa dua dosis vaksin "mungkin tidak cukup" untuk melindungi dari infeksi Omicron, kata perusahaan tersebut.
Hal itu dapat meningkatkan kemungkinan bahwa suntikan booster pada akhirnya mungkin diperlukan untu melawan varian baru virus corona (Coronavirus Disease 2019/COVID-19). Pfizer mengatakan vaksin booster akan siap pada bulan Maret.
Sangat jelas bahwa suntikan Pfizer-BioNTech “harus berupa vaksin tiga dosis” untuk menangani Omicron, kata Ugur Sahin, Chief Executive Officer BioNTech.
Mungkin masuk akal untuk memberikan booster lebih cepat dari yang direkomendasikan sekarang, paling cepat tiga bulan setelah dua dosis pertama, tambahnya.
Baca Juga: Vaksin Booster Berbayar, Begini Tanggapan Kadinkes Palembang
Dalam jangka pendek, tingkat antibodi kuat yang ditimbulkan oleh dosis booster dari vaksin Pfizer yang ada, dengan merek Comirnaty, kemungkinan akan memberikan perlindungan yang baik untuk beberapa bulan ke depan hingga awal musim semi. Ini akan mengulur waktu untuk mengembangkan suntikan baru dan mencari cara terbaik untuk lanjutkan, kata Mikael Dolsten, kepala petugas ilmiah Pfizer.
Sementara itu, laporan awal menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi Omicron relatif ringan.
Evolusi virus (COVID-19) juga membuat kebutuhan vaksinasi tahunan tersebut menjadi lebih mungkin, kata Dolsten. Tergantung apakah varian tersebut terus menyebar lebih luas, dan varian apa lagi yang muncul dalam beberapa bulan ke depan, sebutnya.
Meskipun demikian, "kami dengan jelas melihat alasannya sekarang" untuk mempersiapkan dosis keempat yang disesuaikan dengan varian jika diperlukan di beberapa titik, ungkap Dolsten.
Baca Juga: Dokter Ungkap Efektivitas Vaksin Booster yang Harus Masyarakat Ketahui
Indonesia Suntik Booster Mulai Januari
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Sucipto, mengatakan pemerintah mulai menyiapkan penyuntikan vaksin dosis ketiga atau booster pada Januari 2022.
Dia mengungkapkan bahwa kebijakan ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan skema yang dilaksanakan akan diumumkan sesegera mungkin.
"Bapak Presiden juga minta kegiatan booster vaksinasi dipersiapkan bulan Januari," kata Airlangga dalam jumpa pers daring di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/12).
Sementara ini skema booster akan diberikan lewat dua cara yaitu khusus bagi penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan dan non PBI. Namun, Airlangga belum memastikan terkait booster ini akan berbayar atau gratis.
"Kami sedang akan finalkan terkait vaksin berbasis PBI dan non-PBI. Ini akan diatur dengan permenkes dalam waktu yang tidak terlalu lama," ucap Airlangga.
Baca Juga: Vaksinasi Booster Moderna Khusus Nakes di Makassar Berjalan Lambat
Angin Segar untuk IRRA
Adanya wacana booster tentunya memberikan angin segar bagi Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sebagai perusahaan yang bekerja sama untuk pengadaan jarum suntik vaksinasi. Pendapatan IRRA dapat terus bertumbuh ditopang oleh penjualan produk vaksinasi.
Pada tahun 2020, IRRA menjual jarum Auto Disable Syringe (ADS) yang juga direkomendasikan WHO untuk vaksinasi.
IRRA tampak makin serius menggarap jarum suntik dengan mengakuisisi 51% PT Oneject Indonesia yang merupakan produsen jarum ADS. PT Oneject Indonesia sendiri baru menyelesaikan pabrik baru dengan kapasitas menjadi 1,2 miliar jarum suntik ADS per tahun.
Terbaru, IRRA memperoleh kontrak 88,7 juta unit jarum suntik ADS pada awal Desember. Kontrak baru ini membuat IRRA membukukan 141 juta jarum suntik ADS untuk program vaksinasi pemerintah. Sedangkan realisasi penjualan jarum suntik ADS sampai awal Desember 2021 sebesar 169 juta unit.
Direktur Utama Itama Ranoraya, Heru Firdausi Syarif mengatakan, kebutuhan jarum suntik untuk program vaksinasi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) di Indonesia tahun ini dan tahun depan telah terpenuhi.
Baca Juga: Apakah IHSG bisa bertahan di hari Senin?
"Insya Allah kebutuhan jarum suntik tanah air baik untuk vaksinasi dan imunisasi sudah terpenuhi, bahkan kita juga akan memasok jarum suntik yang lebih besar untuk kebutuhan global, yang tahun depan mengalami shortage akibat program vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia," kata Heru dalam keterangan tertulis, melansir Kontan pada Senin (6/12).
Potensi pasar jarum suntik ADS di Indonesia masih sangat besar. Saat ini penggunaan jarum suntik ADS di Indonesia masih berkisar 20%, sisanya adalah non-ADS. Dari 20% pasar ADS tersebut, 80% merupakan produk Oneject.
Direktur Pemasaran Itama Ranoraya, Hendry Herman mengatakan permintaan produk smart syringe seperti ADS tumbuh signifikan untuk penggunaan vaksinasi untuk satu sampai dua tahun ke depan.
“Kami melihat dengan digunakannya ADS diprogram vaksinasi global termasuk di Indonesia, maka proses peralihan dari produk alat suntik non-ADS ke jarum suntik ADS di dunia kesehatan akan semakin cepat apalagi WHO juga sudah memulai untuk kampanye penggunaan jarum suntik ADS dalam dunia kesehatan sejak tahun 2020”, jelas Henry.
Baca Juga: Jempolan! ADRO Untung, Saat IHSG Buntung
Rekomendasi Buy IRRA
Kami merekomendasikan Buy IRRA untuk trading jangka pendek dengan porsi 5% dari portfolio. Secara teknikal IRRA menarik karena rebound dari support di 2.020/lembar yang diperoleh dari low bulan Desember 2020.
Dalam jangka pendek, IRRA berpotensi menguat ke resisten 2.210 per lembar yang diperoleh dari high bulan Maret 2021.
Ditulis oleh Team Emtrade