Pontianak, Sonora.ID - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, bersama Bupati Sintang, Jarot Winarno, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat, M. Kebing. L, meninjau jalan provinsi di Kecamatan Binjai, Kabupaten Sintang, pada Kamis (9/12).
Adapun jalan provinsi yang ditinjau ini memiliki panjang 58,7 Kilometer.
Sutarmidji menjelaskan, proses perbaikan infrastruktur jalan akan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Baca Juga: Jokowi: Bandara Tebelian, Sintang, Kalbar Mampu Melayani Penumpang 75 ribu Pertahun
“Untuk saat ini, segmen efektif pertama dengan panjang sekitar 500 meter dan untuk segmen efektif kedua sekitar 6,5 kilometer dengan menggunakan dana alokasi khusus,” ujar Sutarmidji.
Berdasarkan hasil peninjauan, Gubernur Kalbar yang kerap disapa Bang Midji ini meminta, untuk perbaikan jembatan harus menggunakan dana alokasi khusus murni.
“Jalan provinsi yang kami tinjau memiliki panjang 7 Kilometer dan akan melanjutkan sepanjang 7 Kilometer arah Binjai ke Merakai dengan menggunakan dana alokasi khusus. Berdasarkan hasil peninjauan, saya minta dana alokasi khusus murni digunakan untuk menangani jembatan,” ucapnya.
Ia melanjutkan, masalah yang sering terjadi dalam pembangunan jembatan adalah jembatan lebih rendah dari jalan.
Midji mengatakan, jembatan harus melengkung atau lebih tinggi dari jalan agar mobilitas masyarakat lancar, dengan begitu perekonomian masyarakat di daerah tersebut dapat meningkat.
“Masalah yang umumnya terjadi adalah jembatan lebih rendah dari jalan. Jembatan harus melengkung atau lebih tinggi dari jalan agar mobilitas masyarakat lancar dan di daerah tersebut perekonomian meningkat," jelasnya.
Ia melanjutkan, perbaikan jalan poros di daerah tersebut tidak akan berarti jika diiringi dengan perawatan.
Baca Juga: Menhub Cek Kondisi Bandara Tebelian Di Sintang, Jelang Diresmikan Presiden
Untuk itu, ia meminta kepada seluruh perusahaan sawit dapat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk merawat infrastruktur jalan secara bersama-sama agar tidak lagi rusak.
“Di Kabupaten Sintang ada enam perusahaan sawit yang harus merawat tanah yang belum ditanami dan mengaspal jalanan yang berlubang. Harus ada kolaborasi dengan pemerintah,” tegas Sutarmidji.
Sebelumnya, beberapa ruas jalan di Kabupaten Sintang tepatnya di jalan poros yang menghubungkan Semubuk menuju Merakai terpantau rusak. Kerusakan ini diperparah karena banjir yang terjadi pada oktober lalu.