Palembang, Sonora.ID - Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung Palembang sudah kurang lebih dua bulan memimpin umat Katolik di Keuskupan Agung Palembang.
Kepada Sonora FM Palembang, Rabu (08/12/2021), Mgr. Yohanes Harun Yuwono menyampaikan pesan kesannya menjadi Uskup Agung Palembang yang baru.
“Gereja dimana-mana sama, artinya dimanapun setiap umat katolik menghidupi imannya harus lebih serius. Baik di Palembang maupun Tanjung Karang mirip-mirip saja,” ujarnya.
Terkait toleransi beragama, ia menuturkan bahwa dirinya akan melanjutkan Uskup Agung yang lama yaitu Uskup Agung Emeritus Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ yang kenal baik dengan para tokoh lintas iman.
Baca Juga: Palembang Patut Bangga, My School Palembang Raih Penghargaan Top Innovation Choice Award 2021
“Saya kira saya akan lanjutkan mengakrabi pertalian persaudaraan yang lain. Moto saya bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan orang, saya bermaksud bergaul, bersahabat dengan semua orang baik interen ke umat katolik maupun eksteren dengan berbagai golongan dan keyakinan. Bergaul setulus hati tanpa memandang muka karena kita semua dikasihi tuhan,” ujarnya.
Ia juga menceritakan kegiatan selama dua bulan ini, beberapa lembaga baik gerejani maupun kelembagaan lain datang bersilaturahmi dan mengemukakan harapan-harapannya.
“Saya masih mendengarkan dan berusaha merundingkan dengan semua kuria keuskupan untuk melangkah bijaksana kedepan,” tukasnya.
Baca Juga: Puskesmas Palembang Diminta Aktif Gencarkan Vaksinasi Untuk Lansia
Ia mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan keuskupan Lampung, jumlah umat katolik di keuskupan Palembang lebih sedikit, namun dirinya berharap meskipun kecil umat katolik sebanding dengan yang lain dan diakui oleh negara.
Umat katolik dapat menghidupi iman katoliknya tanpa merasa minder atau kecil karena sebanding dengan kelompok apapun.
"Umat di uskup Agung Palembang 80 ribu, 3 propinsi. Umat di uskup Agung Lampung 70 ribu, 1 propinsi. Disini umat katolik jauh lebih sedikit dibanding Lampung, disini tersebar luas, berarti hidup diatara penganut agama yang lain. Tapi walaupun kecli sebanding dengan yang lain, diakui negara. Umat katolik menghidupi iman katoliknya tanpa merasa minder atau kecil karena sebanding dengan kelompok apapun,” ujarnya.
Baca Juga: Jelang Nataru, Jalan Palembang-Tanjung Api-Api Siap Dilintasi