Sonora.ID - Sebelumnya viral sebuah video berdurasi 25 detik, dalam video tersebut terekam seorang ibu dan dua orang anak, mengalami mati mesin pada kendaraan sepeda motor yang digunakanya saat melewati perlintasan kereta api (KA) di daerah Kaliboto, Jatiroto, Kabupaten Lumajang.
Dimana kereta yang melintas pun menabrak sepeda motor, meski demikian sang ibu dan dua anak tersebut berhasil menyelamatkan diri.
Tidak ingin kejadian tersebut berulang di masyarakat, PT KAI Daop 1 Jakarta pun gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat, guna meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan menumbuhkan kepedulian terhadap keselamatan perjalanan di perlintasan KA, utamanya terhadap masyarakat yang sering melakukan perjalan di perlintasan kereta api, ataupun masyarakat yang tinggal dekat dengan jalur KA.
Baca Juga: Daop 2 Bandung Kembali Amankan Aset PT KAI di Jalan Jawa Bandung
Kegiatan sosialisasi ini dilakuakan, karena PT KAI Daop 1 Jakarta melihat kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas di perlintasan kereta api masih rendah.
PT KAI Daop 1 Jakarta mencatat, sejak bulan Januari hingga November 2021 telah terjadi 53 kejadian KA menabrak kendaraan di pelintasan sebidang KA, baik di pelintasan liar maupun yang dijaga oleh petugas.
Untuk hari ini (12/12/2021) sosialisasi dilakukan di pelintasan JPL 14 Bukit Duri - Jakarta Selatan, beragam himbauan disampaikan kepada pengendara agar mematuhi rambu saat melalui pelintasan sebidang jalur KA.
Baca Juga: Sambut Hari Pahlawan, Kai Gratiskan Veteran, Nakes Dan Guru Naik KAJJ
Adapun saat ini terdapat 121 pelintasan sebidang di wilayah Daop 1 Jakarta yang dijaga oleh PT KAI dan 45 pelintasan yang dijaga oleh pihak lain atau non-KAI, sementara untuk pelintasan liar atau tidak dijaga terdapat sebanyak 294 pelintasan.
Dari data tersebut, pada tahun 2021 Daop 1 Jakarta sudah melakukan 40 penutupan pelintasan sebidang liar.
Sepanjang tahun 2021 mulai Januari hingga awal Desember, PT KAI Daop 1 Jakarta telah melaksanakan 50 kegiatan sosialisasi keselamatan perjalanan KA, diantaranya 29 sosialisasi di pelintasan sebidang, 2 kegiatan sosialisasi di sekolah dan 19 kegiatan kepada masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di dekat jalur KA.
Sosialisasi di pelintasan sebidang dilakukan dengan menggandeng komunitas kereta api dan pihak kepolisian setempat dengan cara membentangkan spanduk dan poster himbauan agar masyarakat lebih tertib saat melintasi perlintasan sebidang dan mengutamakan perjalanan KA.
Sosialisasi mengunjungi sekolah dilakukan dengan memberikan materi mengenai keselamatan perjalanan KA, pengenalan rambu-rambu yang terdapat di pelintasan sebidang, dan menginformasikan mengenai hal-hal yang dilarang dilakukan di jalur rel kereta api, salah satunya tindakan vandalisme atau pelemparan terhadap kereta api yang melintas.
Baca Juga: Kini Syarat PCR Kereta Api Jarak Jauh Menjadi Maksimal 3x24 Jam
Sedangkan sosialisasi di jalur KA terhadap masyarakat dengan cara mengerahkan langsung tim pengamanan KA, yakni Polisi Kereta Api (Polsuska) yang langsung memberikan himbauan dan membagikan stiker tentang keselamatan perjalanan KA kepada masyarakat.
"Mewujudkan perjalanan kereta api yang aman, nyaman dan selamat merupakan bentuk kolaborasi antara PT Kereta Api Indonesia (Persero), masyarakat dan Pemerintah terkait. Untuk itu, PT KAI Daop 1 Jakarta terus melakukan sosialisasi, mengajak masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar jalur KA untuk lebih peduli akan peraturan yang sudah ditetapkan, agar perjalanan KA yang aman, selamat dan sehat dapat diwujudkan bersama," jelas Eva Chairunisa Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta.
PT KAI Daop 1 Jakarta kembali mengingatkan perlunya kesadaran masyarakat dalam mentaati peraturan undang-undang, yang tertuang dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Pasal 173 "Masyarakat wajib ikut serta menjaga ketertiban, keamanan, dan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian."
Baca Juga: PT KAI Raih Penghargaan Sebagai Badan Publik Informatif Peringkat 1 Kategori BUMN
Pasal 178 “Setiap orang dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul, bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang pada jalur kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan keselamatan perjalanan kereta api”
Pasal 181 ayat (1) "bahwa setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api; menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api; atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api."
Pelanggaran terhadap pasal 181 ayat (1) berupa pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 15.000.000.
Baca Juga: Kini Naik Kereta Api Bisa Gunakan 'KAIPay'