Omicron Masuk ke Indonesia, Jubir Kominfo: Patuhi Aturan Perjalanan!

17 Desember 2021 09:45 WIB
Ilustrasi Orang yang akan melakukan perjalanan panjang
Ilustrasi Orang yang akan melakukan perjalanan panjang ( pexels)

Sonora.ID - Kemarin, Kamis, 16 Desember 2021, Menteri Kesehatan mengumumkan bhwa kasus pertama varian Omicron ditemukan di Indonesia, hal ini kembali membuka kesadaran masyarakat bahwa Covid-19 masih ada.

Terlebih saat ini menjelang Hari Raya Natal dan tahun baru (Nataru), kebijakan mengenai mobilitas masyarakat pun dikeluarkan, demi menekan penularan Covid-19 yang bisa menyebabkan gelombang ketiga.

Hal senada ditegaskan oleh Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi dalam siaran pers ‘Menolak Hoaks Covid-19’ dari Media Centre Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), KPCPEN.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menyatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk tetap disiplin jalankan protokol kesehatan dan mematuhi aturan perjalanan, serta bijak dalam memilah informasi.

“Bagi masyarakat yang akan melakukan mobilitas, pemerintah mengimbau agar masyarakat memperhatikan aturan pengetatan perjalanan yang telah ditetapkan,” tutur Dedy.

Pemerintah daerah, ujarnya, juga diimbau untuk melaksanakan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan di tempat-tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan menjelang Natal, seperti gereja, atau tempat yang difungsikan sebagai tempat ibadah Natal, tempat perbelanjaan dan tempat wisata lokal.

Upaya-upaya kewaspadaan tersebut perlu dilakukan, mengingat pandemi belum usai.

Ia juga menyayangkan bahwa seiring dengan upaya penanganan yang dilakukan, persebaran hoaks mengenai COVID-19 juga masih ditemukan tersebar di ruang digital.

Sejak Januari 2020 sampai dengan hari ini, kata Dedy, angka persebaran hoaks terkait COVID-19 masih mengalami pertambahan.

“Langkah penanganan berupa pemutusan akses pun terus digencarkan oleh Kementerian Kominfo,” lanjutnya.

Baca Juga: Waspada! Penyebaran Omicorn Dikabarkan Lebih Cepat dari Varian Delta

Untuk isu hoaks COVID-19, Dedy menjelaskan, telah ditemukan 2026 isu pada 5263 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 4562 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5095 unggahan dan 168 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

Kemudian untuk isu hoaks vaksinasi COVID-19, telah ditemukan sebanyak 412 isu pada 2497 unggahan media sosial, dengan persebaran terbanyak juga pada Facebook sejumlah 2305 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap seluruh unggahan tersebut.

“Pada minggu ini, jika dilihat dari setiap topik hoaks terkait COVID-19, pertambahan isu tidak melebihi angka di minggu yang lalu. Namun salah satu topik hoaks COVID-19 mengalami pertambahan sebaran yang melebihi angka dari minggu yang lalu,” papar Dedy.

Secara keseluruhan, pada minggu ini total pertambahan hoaks tentang COVID-19, vaksinasi COVID-19 dan PPKM adalah sebanyak 10 isu di 72 unggahan media sosial, di mana pada minggu sebelumnya terdapat total pertambahan 17 isu di 74 unggahan media sosial.

Lebih rincinya adalah sebagai berikut.

Pertama, isu hoaks COVID-19 di minggu ini terdapat pertambahan sejumlah 6 isu dan 35 unggahan hoaks, sedangkan di minggu sebelumnya, pertambahan isu yang ada adalah sebanyak 10 isu dan 34 unggahan hoaks.

Kedua, isu hoaks vaksinasi COVID-19, di minggu ini terdapat pertambahan sejumlah 4 isu dan 8 unggahan hoaks. Di minggu sebelumnya, pertambahan isu vaksinasi COVID-19 adalah sebanyak 7 isu dan 13 unggahan hoaks.

Ketiga, untuk isu hoaks PPKM pada minggu ini tidak terdapat pertambahan, seperti halnya minggu yang lalu. Namun di minggu ini terdapat pertambahan sejumlah 27 unggahan hoaks. Sedangkan di minggu sebelumnya, pertambahan unggahan hoaks mencapai 29 unggahan.

Baca Juga: Covid-19 Varian Omicron Masuk Indonesia, Berikut 9 Gejalanya!

Dari 10 isu hoaks seputar COVID-19 yang beredar selama seminggu terakhir, Dedy menyebutkan beberapa contoh hoaks dan disinformasi yang perlu ditangkal bersama, di antaranya:

  • Disinformasi CEO Biontech menolak divaksin COVID-19 karena alasan keamanan (9 Desember 2021)
  • Hoaks Pfizer dan WHO bekerja sama memunculkan varian COVID-19 Omicron sebagai hukuman untuk Afrika Selatan (10 Desember 2021)
  • Disinformasi varian COVID-19 Omicron hanya sebuah propaganda untuk memaksa penduduk Afrika di vaksinasi (10 Desember 2021)
  • Disinformasi kata omi pada penamaan Omicron adalah akronim untuk jenis penyakit jantung (11 Desember 2021)
  • Disinformasi supermarket di Jerman memasang pagar pembatas untuk memisahkan pengunjung yang sudah divaksin dan belum divaksin (11 Desember 2021)

Sejalan dengan hal tersebut, ia meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan terutama dengan memakai masker dengan benar, serta mematuhi kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. (*Adv)

Baca Juga: Kronologi Covid-19 Varian Omicron Masuk ke Indonesia

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm