Adapun total biaya yang digelontorkan untuk pemasangan ukiran ornamen ini mencapai Rp100 juta lebih.
"Total semuanya bahan Rp100 juta lebih. Khusus untuk semua ukiran yang berbahan kayu ulin," bebernya.
Disinggung apakah sudah ada konsultasi dengan ahli budaya mengenai pemasangan ukiran ornamen itu? Yusna mengaku tidak ada.
Namun bagi Yusna, para pengrajin lah menilai bahwa jenis ukiran ornamen itu yang sering digunakan di bangunan-bangunan rumah banjar tempo dulu.
"Sebelumnya kita juga sudah melakukan diskusi ringan dengan Wali Kota, Ibnu Sina. Tidak masalah kalau tujuannya untuk memperkuat kekhasan rumah banjarnya," pungkasnya.
Yusna juga menepis, kalau keberadaan ukiran ornamen itu yang dipasang di Balai Kota Banjarmasin meniru gaya perkantoran daerah tetangga. Kalimantan Tengah misalnya.
"Kita tidak meniru daerah lain. Karena masing-masing punya konsep rumah adat. Banjarmasin seperti ini. Kalimantan Tengah dengan rumah betangnya juga punya konsepnya," tuntasnya.
Baca Juga: Kunjungan di Makassar, Mentan Syahrul Minta Lorong Jadi Lahan Pertanian