Makassar, Sonora.ID - Kepolisian resor kota besar (Polrestabes) Makassar telah menggelar rapat koordinasi operasi lilin 2021 pada Senin (20/12/2021).
Dalam rakor tersebut, polisi menyiapkan skema pengamanan saat natal dan tahun baru 2022.
Kapolrestabes, Kombes Withnu Urip Laksana menyebut dalam operasi ini, ada 2 ribu lebih personel yang dikerahkan. Terdiri dari petugas jajaran dan dari Polda Sulawesi Selatan.
Selain itu, juga disiapkan dukungan kekuatan dari Instansi lain, yaitu TNI dan petugas pemerintah kota setempat.
Baca Juga: Operasi Lilin 2020, Polda Sulsel Kerahkan 2 ribu Personel
"Kita floating 2 ribu personel, unsurnya dari polrestabes backup polda Sulsel kemudian pemerintah kota dan teman-teman TNI," ujar Witnu saat ditemui di kantornya, Senin (20/12/2021).
Dia mengungkap tiga sasaran utama pengamanan. Berupa warga yang merayakan natal, pergantian tahun dan masyarakat yang beraktivitas untuk liburan di tempat wisata.
"Itu disebar di seluruh gereja, ada 31 prioritas. Jadi ada tiga sasaran utama yang kita amankan,"
"Pertama, pengamanan saudara kita umat Kristiani melaksanakan ibadah Natal di 31 gereja yang diprioritaskan. Kedua masyarakat yang melaksanakan libur Nataru mengunjungi tempat wisata, ke Mal, dan tempat-tempat lainnya, terakhir adalah kegiatan masyarakat yang melakukan aktifitas selama libur," jelasnya.
Baca Juga: Apel Operasi Lilin Lodaya 2020, Wagub Jabar: Kedepankan Tindakan Tegas Dan Humanis
Sementara Wali kota Makassar Danny Pomanto bersama jajaran SKPD terkait, mendukung penuh operasi lilin 2021.
Dia menyebut operasi tahun ini, sama seperti tahun lalu, dipimpin Kapolrestabes Makassar Kombes Withnu Urip Laksana.
"Saya kira rapat koordinasi ini menyamakan persepsi. Kita sudah punya benchmarking sama seperti tahun lalu, dan itu sudah berjalan dengan baik. Walaupun tahun ini punya kekhasan yang agak lain," kata Danny.
Menurut Danny ada tiga kekhasan operasi lilin tahun ini dari pada tahun lalu.
"Pertama kita harus kebut vaksin agar tuntas. Kedua, adanya Omicron yang sudah masuk di Indonesia. Dan yang ketiga, kondisi-kondisi yang sudah memiliki herd imunity bukan menjadi kondisi yang melemahkan kita, sehingga pembatasan-pembatasan yang diberlakukan adalah pembatasan biasa yang dilakukan seperti pada tahun lalu," jelasnya.
Olehnya, dia meminta agar pembatasan ini jangan ditanggapi berlebihan, hal itu dikarenakan pemerintah tidak mau lengah dalam mengantisipasi penyebaran Covid 19 yang terbukti grafiknya naik, usai Nataru baik didalam negeri maupun diluar negeri seperti tahun lalu.
"Makanya kenapa harus ada pembatasan, karena ada disparitas vaksinasi yang terjadi di Kota Makassar yang sudah hampir 80 persen dengan sekitar Kota Makassar yang baru sekitar 40 persen. Jadi kita harus melindungi kota ini, kita juga harus melindungi orang yang masuk. Sehingga semua itu harus lewat dengan pembatasan-pembatasan," tuturnya.
Baca Juga: Amankan NATARU, Polresta Siapkan 1500 Personel Gabungan