Sonora.ID - Hidup di era digital memberikan manfaat dalam sisi akses.
Tidak dapat dipungkiri jika selama hidup di era ini, kita menjadi lebih mudah mengakses informasi, kebutuhan hidup, mobilisasi, dan sebagainya.
Namun satu konsekuensi yang perlu kita pahami adalah bagaimana era ini juga berimplikasi terhadap isu keamanan data pribadi atau peretasan data.
Secanggih-canggihnya sistem berikut dengan perlindungannya, pasti ada kelemahan yang selalu diberdayakan oleh para peretas (hacker).
Baca Juga: Portal Pemkot Makassar Diretas, Hacker Kritik Penertiban Selama PPKM
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 5 fakta peretasan yang perlu kamu ketahui!
1. Kasus hacking terjadi dalam hitungan detik
Studi dari University of Maryland melakukan pengukuran terkait serangan hacker yang hampir konstan terhadap komputer yang memiliki akses ke internet.
Secara rata-rata, terdapat kasus hacking dalam kurun waktu 39 detik.
Kasus peretasan menjadi lebih mudah bagi para pengguna yang menggunakan pola sandi yang tidak aman atau mudah ditebak.
Baca Juga: Situs Resmi Bawaslu Kota Makassar Sempat Diretas, Ini Pesan Hacker
2. Hampir mayoritas serangan siber menargetkan usaha kecil
Masih dari studi yang sama dengan studi kasus Amerika Serikat, sebanyak 43 persen kasus peretasan terjadi di kalangan pengusaha kecil.
Namun secara umum, para perusahaan (tanpa klasifikasi tertentu) menjadi target utama para peretas dengan persentase kasusnya mencapai 64 persen.
3. Terdapat istilah peretas etis (ethical hacking)
Peretas etis adalah pakar keamanan yang berusaha mendapatkan akses secara ilegal atau tidak sah ke suatu sistem dengan mereplikasi teknik yang biasa digunakan oleh peretas.
Mereka menganalisis umpan balik dari sistem dan membuat laporana berdasarkan penilaian.
Kemudian mereka akan memberikan saran jika sistem telah siap untuk menghadapi serangan atau ketika memerlukan pembaharuan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Terbaik Tentang Hacker yang Harus Ditonton!
4. Tidak selalu karena alasan personal
Para peretas biasanya adalah orang-orang oportunis atau yang selalu melihat celah dan berusaha memanfaatkan celah tersebut.
Misalkan ketika suatu sistem jaringan lemah, para peretas akan tetap mengambil data apapun yang bisa dicuri dan setelahnya akan dimonetisasi.
Terkadang tanpa adanya hubungan sekalipun, kamu bisa saja menjadi korban para peretas.
5. Tau kamu lebih banyak dibandingkan orang terdekatmu
Selain oportunis, para peretas juga bukan lah tipikal sosok yang impulsif atau bergerak tergesa-gesa.
Justru sebaliknya, mereka cenderung teliti, berhati-hati, dan rela menganalisa target peretasan dalam waktu yang cukup lama.
Mungkin kamu akan panik ketika mengetahui para peretas mampu menghasilkan buku atau dokumen yang isinya semua adalah tentangmu.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Terbaik Tentang Hacker yang Harus Ditonton!