Sementara untuk jangka pendeknya, lanjut Hanifah, terdapat 2 fokus utama yang akan dikerjakan di tahun depan, dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada di Sungai Martapura.
Dari sisi lingkungan hidup, focus pertama yang ingin dikerjakan adalah pengendalian pencemaran air sungai Martapura.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa pencemar penting di sungai Martapura, yaitu sampah dan limbah domestic dari hasil Mandi Cuci Kakus (MCK) di sepanjang Sungai yang hilirnya di Sungai Barito tersebut.
“Dari hasil pemantauan kami, Sungai Martapura tercemar (Bakteri) Ecoli. Dari sisi lingkungan hidup, kami harus mengendalikan pencemaran itu,” tekad Hanifah.
Baca Juga: Besok Presiden Datang, Sungai Martapura Malah 'Dihiasi' Sampah
Fokus utama selanjutnya, target Hanifah, adalah peningkatan kapasitas Sungai Martapura dalam mereduksi banjir. Seperti diketahui, pendangkalan Sungai Martapura di beberapa titik, turut memberikan andil terjadinya banjir parah pada awal tahun 2021 lalu.
“Kita berharap akan ada kolaborasi dengan Kemen PUPR dalam hal ini BWS (Balai Wilayah Sungai) Kalimantan 3 dalam meningkatkan kapasitas Sungai Martapura,” tuturnya lagi.
Sementara itu, usai membuka acara, Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor berharap akan ada Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dihasilkan dari seminar Sungai Martapura Bungas ini, khususnya dari tata kelola sungai.
Baca Juga: Program BUNGAS, Cara Pemprov Kalsel Atasi Persoalan Sungai Martapura.
“Kami berharap ada RTL lah yang dihasilkan dari seminar ini,” papar gubernur yang akrab disapa Paman Birin.