Sonora.ID - Beberapa hari yang lalu, secara resmi diumumkan bahwa varian virus corona yang terbaru, yaitu Omicron, secara resmi masuk ke Indonesia, bahkan dalam pengumuman pertama sudah ada 5 orang yang dinyatakan mengidap varian tersebut.
Dengan demikian, imbauan untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri menjadi lebih gencar dilakukan, karena varian tersebut berasal dari luar Indonesia.
Namun, di sisi lain, banyak orang dan teori yang menyatakan bahwa varian ini tidak separah varian yang sebelumnya, yaitu Delta, sehingga tak sedikit juga yang menganggap ringan kondisi tersebut.
Tetapi apakah benar Omicron tidak berbahaya?
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa varian yang satu ini adalah penyakit atau kondisi yang paling baru ditemukan, sehingga penelitian tentang varian tersebut masih dalam perkembangan.
“Bahkan pasien saya dengan polosnya bertanya ‘emang Covid-19 masih ada, Dok?’, dan saya tahu dia benar-benar bertanya bukan bercanda,” ungkapnya menegaskan.
Tak hanya menganggap varian Omicron tidak berbahaya dan bisa disepelekan, tetapi bahkan ada juga orang-orang yang melihat Covid-19 sebagai penyakit yang sudah menjadi sejarah alias tak lagi ditemukan di Indonesia.
Baca Juga: Varian Omicron Belum Terdeteksi di Palembang, Masyarakat Diminta Gencarkan Vaksinasi
Menemukan hal tersebut, Dokter Santi juga mengakui bahwa pihaknya masih sulit untuk mengeluarkan statement seberapa berbahayanya varian Omicron tersebut.
“Agak sulit menjawabnya (bahwa Omicorn tidak perlu dikhawatirkan), karena ini juga barang baru. Baru ditemukan di akhir November, kalau tidak salah minggu ketiga November sehingga mungkin yang bisa saya jawab berdasarkan data dari berbagai negara, kelihatannya ringan memang,” tegas dr. Santi.
Dari pernyataan tersebut, varian Omicron yang terjadi di beberapa negara memang menunjukkan gejala yang terlihat lebih ringan,
Meski demikian, Dokter Santi menegaskan bahwa tingkat bahaya Omicron dengan kelalaian menggunakan protokol kesehatan adalah dua hal yang berbeda.
“Tetapi bahwa kita harus lalai dan mengabaikan protokol kesehatan dan lainnya, itu hal yang lain lagi, kita tidak boleh ‘ah cuma gitu doang, santai saja’. Karena ingat ini data sementara, kalau dibilang selamanya akan seperti ini, kan enggak tahu juga,” tambahnya.
Meski saat ini, varian tersebut menunjukkan gejala yang mungkin dianggap lebih ringan, tetapi tak menutup kemungkinan pada perkembangannya terjadi perubahan.
Inilah yang menjadi alasan semua orang untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan selama Covid-19 dalam varian apapun masih terjadi.
Baca Juga: Omicron Terdeteksi, Menkes: Kalau Mau Liburan di Dalam Negeri