Sonora.ID – Pernahkah kamu mempertanyakan kualitas diri sendiri, Kok, rasanya hidup gini-gini saja, sih? Wajar nggak sih kalau kita terjebak dalam zona nyaman?
Belakangan ini banyak orang yang mulai sadar akan pentingnya self-love atau mencintai diri sendiri sebagi upaya untuk menjaga kesehatan mental.
Namun, sayangnya makin kesini istilah self-love kerap jadi kambing hitam atas perilaku memanjakan diri yang disebut self-sabotage.
Perbedaan keduanya memang sangat tipis, bahkan jarang disadari, self-sabotage atau menyabotase diri sendiri adalah perilaku yang secara sadar atau tidak sadar dapat menahan dan mencegeh kamu untuk berkembang dan meraih tujuan hidup.
Contoh paling mudah yang mengarah pada perilaku Self-Sabotage Berkedok Self-Love adalah rasa malas yang membuat kamu terus menunda pekerjaan, namun berdalih istirahat untuk menjaga kesehatan mental agar tidak burn out.
Supaya lebih jelas, berikut adalah 5 perilaku yang umum terjadi dan kerap dianggap self-love padahal yang sedang kamu lakukan ialah menyabotase diri sendiri. Ayo ngaku, apa kamu pernah melakukan perilaku ini?
Tersinggung dengan kritik dari orang lain tapi tidak melakukan apapun untuk membuktikan diri sendiri.
Tidak semua kritik itu bertujuan untuk menjatuhkan, banyak diantara yang justru bisa kamu jadikan motvasi agar menjadi pribadi yang lebih membanggakan.
Karena kalau kita terus menerus mengabaikan saran atau kritik dari orang lain, lantas bagaimana kamu bisa mengoreksi dan mengevaluasi diri sendiri?
Baca Juga: Menyikapi Teman atau Pasangan yang Suka Bersikap 'Playing Victim'
Tiduran, main HP seharian sementara kerjaan menumpuk tapi ngeluh burn out
Burn out biasanya dialami oleh seseorang yang bekerja terlalu berlebihan sehingga membuat mereka jadi kelelahan fisik dan emosional.
Lain halnya dengan menumpuk dan menunda pekerjaan. Jika kamu sudah menyerah padahal belum mencapai batas maksimal kemampuan, bagaimana kamu bisa mengetahui sejauh apa kualitas diri kamu sudah berkembang?
Untuk mencegah burn out, catat dan urutkan prioritas kewajiban pekerjaanmu, selesaikan pekerjaan utamamu, jika masih memiliki tenaga barulah kamu bisa membantu rekan kerja lain atau mencicil pekerjaan besok.
Belanja barang yang tidak esensial terus mengeluh gaji cepat habis
Banyak sekali orang yang masih suka terjebak dalam perilaku ini, apa kamu salah satunya?
Sah-sah saja kalau kamu berpikir untuk menyenangkan diri dengan uang yang kamu hasilkan dari kerja kerasmu.
Namun pertimbangkan lagi, apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut? Akankan manfaatnya bisa kamu rasakan jangka panjang atau hanya sekedar nafsu saja?
Boros nggak bakal bisa kamu kaya, bestie! Yang ada malah bikin makin miskin.
Mau move on dari mantan yang toxic, tapi masih sering kepoin sosial media mereka
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Cyberpsychology and Behavior, sering stalking mantan, termasuk terus memantau foto atau status terbarunya, justru membuat jadi susah move on.
Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk move on, apalagi kalau kamu sudah melalui naik turun kehidupan dengan si mantan.
Ibarat luka yang masih basah, stalking sosial media mantan itu bagai mengorek atau menyentuh luka tersebut terus menerus, lalu kapan mau sembuhnya?
Mau menurunkan berat badan supaya lebih sehat dan proporsional tapi malas diet dan olahraga
Tidak hanya mudah mengalami kelelahan, orang yang memiliki badan terlalu gemuk juga rentan terkena penyakit berbahaya.
Kamu sudah menyadari hal ini tapi masih menunda olahraga dan diet dengan alasan mencintai diri sendiri apa adanya.
Ini bukanlah bentuk self-love, tapi mengabaikan diri sendiri! Jagalah kesehatan tubuhmu demi meningkatkan kualitas kesehatan diri, bukan untuk membuat orang lain terkesima.
Baca Juga: Berbuah Motivasi, Raisa Akui Sempat Jadi Bahan Gosip di Sekolah!