Sonora.ID – Menyambut tahun 2022, Indigo sekaligus pakar spiritual spiritual, Furi Harun mengungkap ritual buang sial agar terhindar dari malapetaka.
Meski sudah di jaman yang serba modern, kepercayaan yang banyak dianut masyarakat kejawen ini banyak dilakukan terlebih jelang pergantian tahun seperti saat ini.
Dilansir dari kanal YouTube Furi Harun, berikut ini empat ritual buang sial sambut pergantian tahun agar terhindar dari malapetaka
Larung
Larung menjadi salah satu ritual buang sial agar terhindar dari malapetaka. Larung sendiri carab uang tolak bala sebagai wujud sedekah manusia kepada alam semesta.
Cara melakukan larung ini yaitu dengan membuang sedikit rambut atau potongan kuku yang merupakan simbol dari kotoran, sial, dan marabahaya.
Praktik larung sendiri banyak orang yang juga menyertakan sesaji seperti makanan atau bunga. Kegiatan larung ini pun diturunkan secara turun temurun.
Baca Juga: 8 Weton Anak Pembawa Rezeki 2022, Orang Tua Beruntung dapat Rezeki Melimpah Sepanjang Tahun
Donor darah
Donor darah menurut Furi Harun meruapakan salah satu sedekah yang sangat baik untuk terhindar dari malapetaka.
Hal ini dilakukan supaya semesta tidak akan mengambil darah pendonor melalui kecelakaan maupun penyakit.
Tak hanya itu, ritual ini supaya dijauhkan dari berbagai kesialan hidup.
Melepas burung pipit
Terakhie, ritual buang sial agar terhindar dari malapataka yaitu bisa dilakukan dengan melepas burung pipit.
Tradisi seperti di Tiongkok ini dilakukan di akhir tahun dimana masyarakat Jawa juga percaya cara ini bisa dilakukan untuk buang sial dan tolak bala.
Melepas burung pipit kea lam bebeas disimbolkan dari masalah akan pergi dari dalam diri seseorang.
Bersedekah
Bersedekah menjadi salah satu ritual buang sial agar terhindar dari malapetaka. Hal ini bisa dilakukan dengan bersedekah kepada fakir miskin untuk mengurangi permasalahan hidup.
Bersedekah dengan cara yang ikhlas bisa membuat jiwa dan raga menjadi tenang serta mampu menolak bala.
Baca Juga: 7 Pantangan Calon Pengantin Selama 15 Hari Sebelum Menikah Menurut Primbon Jawa