2. Kondom
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi pria paling populer yang dapat mengurangi risiko kehamilan dan infeksi menular seksual dan mudah didapat di mana saja.
Seperti yang telah Anda ketahui, kondom memiliki berbagai bentuk, warna, dan ukuran, dan beberapa di antaranya bahkan mengandung pelumas spermisida untuk membantu membunuh sperma.
Dengan mengikuti panduan penggunaan yang tepat, kondom bisa efektif hingga 98%.
Sementara yang gagal biasanya karena terlambat memakai kondom, meninggalakan penis di dalam vagina setelah ejakulasi, atau kondom yang digunakan robek.
Baca Juga: Hamil dengan Satu Ovarium, Apakah Bisa? Simak Penjelasan Dokter Boyke!
3. Spermisida
Spermisida adalah zat yang membunuh sperma.
Jika Anda hanya menggunakan spermisida sebagai alat kontrasepsi, Anda harus mengaplikasikannya pada vagina.
Selama penggunaannya, spermisida gagal sekitar 21%. Namun, zat ini dapat meningkatkan efektivitasnya dengan menggunakannya bersama kondom.
4. Suntik hormon
Suntik hormon atau suntik KB untuk pria tergolong sebagai kontrasepsi modern yang baru digarap dalam beberapa tahun belakangan ini.
Suntik ini berisi hormon testosteron sintetis dan progestin (hormon wanita sintetis), untuk disuntikkan setiap 8 minggu sekali dengan tujuan menurunkan kadar testosteron alami guna menekan proses pematangan sperma-sperma muda.
Baca Juga: 3 Tips Berhubungan Intim saat Pakai KB Spiral, Dokter Boyke: Tenang!
Terapi hormon adalah terapi yang dinilai cukup aman dan efektif untuk dilakukan, karena bersifat sementara atau bisa kembali ke keadaan semula, karena tidak menyebabkan kemandulan permanen seperti pada vasektomi.
Namun, sampai sejauh ini, suntik KB untuk pria masih bersifat eksperimental terbatas sehingga biaya untuk melakukannya pun cukup mahal.
Selain itu, sama seperti pil KB wanita, suntik KB pria juga harus tepat waktu agar efektivitas kontrasepsi tetap terjaga.