Sonora.ID - Salah satu penyakit musim pancaroba yang sedang terjadi di Bulan Desember ini adalah demam berdarah.
Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes ageypti betina dan dinilai sangat berbahaya.
Jika terlambat ditangani, demam berdarah dapat merenggut nyawa seseorang. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus mengetahui tentang demam berdarah sejak dini.
Untuk hal paling mendasar adalah tentang 3 cara penularan demam berdarah yang wajib diwaspadai oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Benarkan DBD Bisa Menyebabkan Tipes? Dokter: Ini Salah, Tapi…
1. Dari Nyamuk ke Manusia
Penularan demam berdarah yang paling sering terjadi dimulai dari gigitan Aedes agepyti betina yang terinfeksi virus dengue.
Ketika sudah mengigit, terdapat transmisi virus dari nyamuk ke manusia. Kemudian, virus pun berkembang dan menginfeksi sel darah putih serta jaringan limfatik.
Dengan adanya infeksi tersebut, virus pun tersebar melalui alirah darah dan menyebabkan berbagai macam gejala ke penderita demam berdarah.
Baca Juga: Kasus DBD di Provinsi Bali Cenderung Alami Penurunan, Januari-Juni Capai 2.055 Kasus
2. Dari Manusia ke Nyamuk
Bukan hanya manusia saja yang dapat tertular demam berdarah, tetapi nyamuk pun bisa.
Ini disebabkan oleh manusia yang terinfeksi virus dengue terlebih dahulu dan terjadi jauh sebelum gejala demam berdarah muncul atau setelah reda.
Penderita demam berdarah yang mengalami viremia (kadar virus tinggi) akan membuat potensi penularan virus dengue dari manusia ke nyamuk semakin tinggi.
Biasanya, viremia terjadi pada penderita demam berdarah sekitar 4-5 hari. Tetapi, tidak jarang juga kondisi ini menyerang seseorang selama 12 hari.
Baca Juga: Selama Pandemi Kasus DBD di Kota Pelembang Alami Penurunan
3. Dari Ibu Hamil ke Bayi
Terdapat risiko tinggi penularan demam berdarah pada ibu hamil terhadap bayi di dalam kandungannya.
Ini disebabkan oleh demam berdarah yang menyebar melalui aliran darah si penderita virus dengue.
Apabila ibu hamil menginfeksi bayinya dengan demam berdarah, maka si bayi akan lahir premature dan memiliki berat badan kecil.
Selengkapnya tentang Konsultasi Kesehatan dapat disaksikan melalui video di bawah ini!
Baca Juga: Kasus DBD di Provinsi Bali Cenderung Alami Penurunan, Januari-Juni Capai 2.055 Kasus