Sonora.ID - Sesuai namanya, Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui aktivitas atau kontak seksual.
Terdapat banyak yang jenis Penyakit Menular Seksual atau yang kerap disebut juga sebagai Infeksi Menular Seksual (IMS) ini.
Penyakitnya dapat ditularkan apabila adanya penetrasi, anal, atau bahkan oral tanpa menggunakan kondom dengan orang yang terkena PMS.
Namun, dalam beberapa kasus, terdapat pula penyakit seksual yang ditularkan melalui penggunaan jarum suntik yang sama atau menyusui.
Baca Juga: 4 Jenis Warna Keputihan yang Anda Alami dan Kaitannya dengan Kesehatan
Lantas, apa saja jenis Penyakit Menular Seksual yang wajib diwaspadai?
Dilansir dari situs Healthline, berikut informasi lengkapnya.
1. Klamidia
Klamidia adalah PMS yang paling sering ditemukan dan dapat disebabkan oleh beberapa bakteri.
Penyakit yang satu ini dapat diobati dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter.
Gejala dari klamidia adalah:
Baca Juga: Mengenal Tanda-Tanda Orgasme pada Perempuan kata Dokter Boyke
Meski terolong cukup umum, jika tidak diobati, klamidia dapat mengarah kepada hal-hal yang tak diinginkan terutama untuk ibu hamil.
Klamidia dapat menyebabkan infeksi pada uretra, kelenjar prostat, atau testis, penyakit radang panggul, dan ketidaksuburan.
Sementara itu, jika seorang wanita hamil menderita klamidia tidak diobati, ibu tersebut dapat menularkannya kepada bayinya saat melahirkan. Bayi dapat mengalami:
2. Gonorea
Gonore adalah PMS bakteri umum lainnya. Gejalanya adalah:
Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan penyakit lanjutan yang sama seperti klamidia.
Cara pengobatannya pun sama dengan klamidia, yaitu dengan resep antibiotik dari dokter.
Baca Juga: Hamil dengan Satu Ovarium, Apakah Bisa? Simak Penjelasan Dokter Boyke!
3. HPV (Human Papilloma Virus)
Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kulit ke kulit atau kontak seksual dengan memiliki banyak jenis virus yang berbeda.
Gejala yang paling umum dari HPV adalah kutil pada alat kelamin, mulut, atau tenggorokan.
Beberapa jenis infeksi HPV bahkan dapat menyebabkan kanker, seperti kanker mulut, kanker serviks, kanker vulva, kaner penis, atau bahkan kanker dubur.
Menurut National Cancer Institute, 70% kasus kanker serviks terkait HPV di Amerika Serikat disebabkan oleh HPV 16 dan HPV 18.
Tidak ada pengobatan untuk HPV. Namun, infeksi HPV sering hilang dengan sendirinya.
Sebelum terkena, terdapat vaksin untuk melindungi diri dari beberapa jenis HPV yang paling berbahaya, termasuk HPV 16 dan HPV 18.
Baca Juga: Inilah 4 Fase Menopause! Ada Tahapan yang Harus Kamu Waspadai
4. Trikomoniasis
Trikomoniasis yang juga dikenal sebagai trich disebabkan oleh organisme protozoa kecil yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak genital.
Menurut CDC, kurang dari sepertiga orang dengan trich mengalami gejala. Namun, jika muncul, gejalanya adalah:
Efek berkelanjutan serta pengobatannya sama dengan klamidia dan gonorea.
4. Sipilis atau raja singa
Gejala pertama yang muncul pada sipilis atau yang kerap disebut dengan penyakit raja singa adalah luka bulat kecil, yang dikenal sebagai chancre yang dapat terjadi pada alat kelamin, anus, dan mulut.
Meski tak menyakitkan, sipilis dapat dengan mudah menular dan mematikan.
Gejala sifilis selanjutnya setelah luka tersebut dapat meliputi ruam, kelelahan, demam, sakit kepala, nyeri sendi, penurunan berat badan, dan rambut rontok.
Jika tidak diobati, sifilis stadium akhir dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, pendengaran, ingatan, penyakit kejiwaan, infeksi otak atau sumsum tulang belakang, penyakit jantung, hingga kematian.
Untungnya, jika terdeteksi cukup dini, sifilis mudah diobati dengan antibiotik. Namun, infeksi sifilis pada bayi baru lahir bisa berakibat fatal.
Baca Juga: Bukan Jamu atau Pil, Inilah Obat Kuat Paling Manjur Se-dunia untuk Pria
5. HIV/AIDS
HIV adalah penyakit yang dapat merusak sistem kekebalan dan meningkatkan risiko tertular virus atau bakteri lain dan mengembangkan kanker tertentu.
Jika HIV tidak diobati hingga mencapai stadium 3, maka akan dikenal sebagai AIDS.
Pada tahap awal, gejala HIV kemungkinan besar akan disangka sebagai gejala flu. Gejala awal HIV meliputi demam, panas dingin, sakit dan nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit, tenggorokan, sakit kepala, mual, atau ruam.
Tanpa tes rutin, banyak orang dengan HIV tidak menyadari bahwa mereka memilikinya.
Belum ada obat untuk HIV, tetapi pilihan pengobatan tersedia untuk mencegahnya semakin parah.
Perawatan yang tepat juga dapat menurunkan kemungkinan seseorang menularkan HIV ke pasangan seksualnya.
Baca Juga: Hidung Besar Pertanda Ukuran Penis Lebih Besar, Mitos Atau Fakta?
6. Kutu kemaluan
Kutu kemaluan adalah serangga kecil yang dapat tinggal di rambut kemalua. Seperti kutu kepala dan kutu tubuh, hewan ini juga memakan darah manusia.
Gejala umum kutu kemaluan meliputi gatal dan benjolan kecil berwarna merah atau merah muda di sekitar alat kelamin atau anus, demam ringan, kekurangan energi, dan olekas marah.
Kutu atau telur putih kecilnya juga dapat terlihat di sekitar akar rambut kemaluan.
Jika tidak diobati, kutu kemaluan dapat ditularkan ke orang lain melalui kontak kulit ke kulit atau pakaian, tempat tidur, atau handuk bersama.
7. Herpes
Herpes adalah nama singkat untuk virus herpes simpleks (HSV). Ada dua jenis utama virus, yaitu HSV-1 yang biasanya terjadi di sekitar oral dan HSV-2 yang menginfeksi genital.
Herpes juga menjadi penyakit menular seksual yang sangat umum dengan gejala luka melepuh.
Luka herpes umumnya mengeras dan sembuh dalam beberapa minggu meski awalnya akan terasa menyakitkan.
Jika seorang wanita hamil menderita herpes, maka berpotensi menularkan herpes ke janinnya di dalam kandungan atau ke bayinya yang baru lahir saat melahirkan.
Itulah ketujuh penyakit menular seksual yang dapat menginfeksi pria dan wanita. Selalu jaga kebersihan dan tak berganti-ganti pasangan seks untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.