Pontianak , Sonora.ID - Sebanyak 178 warga binaan yang beragama Nasrani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pontianak mengikuti ibadah Natal di Gereja Oikumene Lapas Pontianak, pada Jumat (24/12).
Kepala Lapas Kelas II A Pontianak, Farhan Hidayat mengatakan, ibadah Natal ini adalah program tahunan Lapas bagi warga binaan yang Nasrani.
“Kegiatan Natal ini sudah setiap tahun berjalan. Alhamdulillah kegiatan ini kita fasilitasi, ada beberapa persekutuan gereja-gereja yang membantu untuk pembinaan kerohanian. Kegiatan perayaan natal ini dimulai sejak tanggal 12 Desember sampai dengan tanggal 1 Januari 2022,” ungkap Farhan.
Baca Juga: GPSK Kasih Karunia Pontianak Rayakan Natal dengan Berbagi Bingkisan di Pedalaman
Selain sebagai pembinaan kerohanian, kegiatan ibadah Natal ini dilakukan sebagai pemenuhan hak memeluk agama terhadap warga binaan.
“Walaupun warga binaan yang beragama Nasrani sedikit, kami tetap mendukung dan memfasilitasi mereka untuk beribadah, karena bagaimanapun juga itu hak mereka. Mudah-mudahan kegiatan ibadah ini menjadikan warga binaan menjadi lebih baik, sehingga saat dia kembali ke masyarakat tidak kembali lagi ke sini (lapas),” ucapnya.
Farhan mengungkapkan, dari 178 Warga binaan yang beragama Nasrani, sebanyak 84 orang mendapatkan remisi Natal yaitu berupa pengurangan masa hukuman.
“Remisi berbentuk pengurangan masa hukuman. Variasi ada yang 15 hari, 1 bulan, 2 bulan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Indonesia Bangkit dan Bersinar Cabang Kalimantan Barat, Fransina Oenatan menuturkan, selain pembinaan secara rohani, pihaknya juga menyediakan bimbingan mandiri untuk warga binaan lapas.
“Kami tentunya membina warga binaan baik secara rohani maupun secara mandiri nantinya. Kalau mereka punya masalah, kami sediakan dokter untuk konseling atau konsultasi pribadi. Lewat momen Natal ini mereka boleh mendapatkan perhatian khusus dari kami,” ucap Fransina.
Baca Juga: BPOM Pontianak Musnahkan 1.018 Obat dan Makanan Ilegal
Selain bimbingan rohani, pihaknya juga membuka sekolah Theologi untuk warga binaan.
“Kami memberikan sekolah Theologi secara gratis, kemudian yayasan juga menyiapkan sekolah Theologi jangka panjang satu tahun dan kami gratiskan. Pembinaan juga kami lakukan satu minggu satu kali untuk mereka (warga binaan),” lanjut Fransina.
Dengan adanya bimbingan rohani ini, pihaknya berharap para warga binaan dapat mendapatkan ketenangan batin.
“Kami berharap mereka boleh mendapatkan pembaharuan dan mendapatkan ketenangan jiwa,” pungkasnya.