Bila menurut saran Risza Bambang, perencana keuangan Oneshildt Financial Independence, di tahun 2022 nanti pilihlah saham yang memiliki emitmen dala bidang kesehatan, makanan atau produksi makanan.
Rekomendasi tersebut diprediksi akan memberi keuntungan yang lebih dibanding menanam saham di bidang hotel atau pariwisata.
Mengingat banyaknya perusahaan yang kesulitan dalam mengelola hotel serta pariwisata saat tahun 2020 lalu karena imbas dari Covid-19.
Untuk tahun 2022 nanti, menaruh uang perbanyak dionligasi atau rekasadana, diprediksi itu akan lebih menguntungkan pula dibanding pasar uang.
"Kalau ditaruh di pasar uang, dananya akan habis dimakan inflasi. Karena menurut saya, sekarang ini inflasi akan naik, kelihatan dari harga-harga naik," ujar Risza.
Diprediksi proyesi peningkatan inflasi di tahun 2022 nanti mencapai 3 persen.
Hal tersebut dapat dilihat dari akibat datangnya musim hujan serta berbagai bencana yang hampir ada di setiap daerah di Indonesia yang menciptakan peningkatan inflasi.
Hal tersebut dapat terjadi karena keterikatannya dengan contributor utama infasi Indonesia bersumber dari harga bahan pangan.
Baca Juga: Inflasi AS Diramal Meroket, Saham Emas Panen Cuan?