Pedagang memprediksi harga komoditi tersebut bakal terus mengalami kenaikan, bahkan setelah pergantian tahun. Penyebab, masuknya musim penghujan.
"Mungkin terpengaruh hujan itu ada keterlambatan itu kan stoknya. Kalau sayuran ada dari malino, enrekang ada juga dari bima (nusa tenggara barat)," ungkapnya.
Temuan yang sama terjadi di pasar pabaeng-baeng, saat komisi pengawas persaingan usaha (KPPU) melakukan kunjungan beberapa waktu yang lalu.
Selain cabe, telur juga mengalami kenaikan harga dari Rp43 ribu menjadi Rp48 ribu per rak. Selain itu, beras dan minyak goreng.
Kepala KPPU Wilayah VI Makassar, Hilman Pujana memaparkan faktor penyebab seperti curah hujan yang tinggi sehingga berdampak pada stok yang berkurang di pasaran.
“Dari hasil pemantauan memang cabai dan minyak goreng mengalami kenaikan, itu disebabkan sentra cabai turun produksi dan memang produk musiman," ujarnya.
KPPU saat ini fokus melakukan pengawasan pada jalur distribusi, dalam pemetaan hulu sampai hilir. Dia berharap, pedagang jangan melakukan permainan karena menyebabkan gejolak harga di pasaran.
"Pedagang di pasar tidak mempermainkan harga ataupun menghambat pasokan di pasar, karena bisa berdampak pada harga nantinya," tutupnya.
Baca Juga: Pinjaman Online (Pinjol) Diminati Warga Sulsel, OJK Catat Penyaluran Rp490 Miliar