Napallicin, Sonora.Id – Setelah menunggu puluhan tahun akhirnya Warga Desa Napallicin, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawa Utara, Sumatera Selatan dapat menikmati aliran listrik. Selama puluhan tahun pula, warga desa hanya bisa mengandalkan temaramnya lampu pijar dari minyak tanah sebagai sumber utama penerangan desa.
Selepas senja situasi desa sudah gelap gulita dan otomatis aktivitas warga terhenti setelah sang surya hilang diufuk barat, kecuali segelintir toke-toke/orang-orang kaya yang mampu membeli genset/diesel untuk sumber penerangan mereka.
Dusun Napallicin adalah desa yang berbatasan langsung dengan Propinsi Bengkulu di sebelah selatan dan Desa Kuto Tanjung sebelah barat yang merupakan desa terakhir di Ulu Rawas. Kini desa terpencil diujung Barat Propinsi Sumatera Selatan ini sudah bisa dijangkau dengan transportasi darat, setelah beberapa tahun lalu hanya bisa dijangkau dengan jalur air menyusuri aliran Sungai Rawas Ulu dengan waktu tempuh 6-7 jam dengan perahu bermesin tempel.
Dusun Napallicin, Kecamatan Rawas Ulu memang cukup jauh dari Kota Lubuk Linggau atau berjarak 88 kilometer dari pusat kota Lubuk Linggau.
"Ini murni keinginan kuat dari seluruh warga desa, bukan keinginan siapa-siapa dan seluruh warga desa memang sangat membutuhkan aliran listrik itu demi kemajuan seluruh warga," kata Suhaibun, Selasa, (28/12/2021).
Menurut Ibun biasa ia disapa, sebagian besar masyarakat Desa Napallicin merupakan petani-pekebun, dengan komoditas utama adalah karet. Dengan adanya listrik masuk desa masyarakat semakin terbuka paradigmanya dengan mendapatkan berbagai informasi dari dunia luar serta dapat menciptakan lapangan kerja baru.
“Warga desa semakin mendapatkan manfaat dari keberadaan listrik masuk desa dengan beraneka ragam usaha mulai membuat es batu, fotocopy hingga berbagai usaha,” ujarnya.
Baca Juga: Kucurkan Investasi Sebesar 4 Milyar Lebih, Ribuan Warga Kini Dapat Nikmati Listrik PLN
Baca Juga: Mantap! Rasio Desa Berlistrik di Kalimantan Selatan Kini Sudah 98,85%
Hampir setiap aktivitas manusia selalu membutuhkan listrik, bahkan bagi masyarakat modern, listrik sangat penting dan perannya tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya sehari-hari. Listrik jelas membantu manusia dalam mengerjakan berbagai hal. Tanpa listrik, sebagian besar kegiatan atau aktivitas akan terganggu bahkan terhenti total.
Senada dengan Suhaibun, keberadaan listrik masuk desa juga disampaikan oleh Perry (35) Warga Desa Kuto Tanjung sebuah desa terakhir di Rawa Ulu yang berbatasan dengan Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu. Ia mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah khususnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) karena dengan adanya listrik masuk desa mengubah segala peradaban di desanya.
“Warga desa kami yang sangat terpencil sangat bersyukur atas manfaat listrik masuk desa. Kami tidak lagi menjadi masyarakat terbelakang dan miskin informasi kini sudah dapat mengakses perangkat elektronik dan teknologi lainnya bahkan bisa buat es batu untuk dijual,” ujar Perry.
Walaupun warga desa sudah dapat merasakan aliran listrik, namun terkadang masih sering byar-pet alias mati lampu. Sehingga ia berharap PLN dapat segera mengatasi persoalan masalah pemadaman listrik tersebut.
“Kami segenap warga desa sudah sangat menggantungkan pada aliran listrik PLN, sehingga saat aliran listrik padam membuat warga kelabakan. Semoga persoalan ini dapat segera teratasi,” tambahnya.
Kini warga desa Napallicin, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan yang berpenduduk sekitar 7.000 jiwa sudah dapat merasakan penerangan listrik dan dapat mendapatkan manfaat dari listrik masuk desa.