Menurut Lutfie, masih banyak komoditas yang berpotensi besar untuk diekspor. Olehnya itu, pihaknya telah melakukan pemetaan di Kabupaten/kota di Sulsel. Beberapa komoditas yang membutuhkan atensi Pemerintah Daerah diantaranya seperti porang dan kotoran kelelawar atau bat guano.
"Permintaan kotoran kelelawar kebanyakan dari Amerika Serikat. Ini potensi yang kita gali," terangnya.
Lutfie berharap, setelah pemetaan komoditi ekspor dilakukan, pemerintah daerah bisa melakukan intervensi, serta pendampingan.
"Sebenarnya potensi kita di Sulawesi Selatan ini luar biasa. Hanya, perhatian pemerintah daerah untuk melakukan intervensi masih sangat kurang. Ke depan, karena kami telah melakukan mapping, kami akan koordinasikan ke pemerintah daerah, supaya lebih bagus lagi dari segi kualitas dan kuantitas," imbuhnya.
Sekedar informasi, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Pertanian Januari - November 2021 sebesar Rp 569,11 triliun naik 42,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang hanya mencapai 399,45 triliun. Sebagian besar dari nilai tersebut disumbang sektor perkebunan.
Baca Juga: Industri Pasar Modal di Sulawesi Selatan Tumbuh Hingga 123 Persen