Sonora.ID - Ketika perut mulai terasa nyeri dan perih seperti tertusuk, kita biasa menyebutnya sebagai 'maag'.
Tapi ternyata selama ini kita cukup salah dalam menyebut kejadian yang dialami tersebut.
Hal ini dijelaskan oleh Dokter Santi dalam 'Mengenal Asam Lambung' yang mengudara di Radio Sonora (27/12/21).
"Maag berasal dari bahasa Belanda artinya kantung nasi atau lambung sehingga ini merujuk pada organ bukan penyakit," jelas dokter dari Kompas Gramedia Health Center tersebut.
Dengan kata lain, sakit maag secara harfiah berarti "sakit pada lambung".
Sakit maag dalam kedokteran dikenal sebagai gastritis atau radang pada lambung.
Penyakit asam lambung itu artinya asam lambung naik dari dalam lambung menuju ke arah mulut melalui tulang atau rongga dada.
Jika seseorang mengalami kenaikan asam lambung kurang dari dua kali seminggu artinya tidak sepenuhnya mengidap penyakit lambung secara khusus dan masih bisa dikatakan normal
Baca Juga: Dikeluhkan Laura Anna Sebelum Meninggal, Apa Asam Lambung Mematikan?
Jika mengalami kenaikan asam lambung dalam jangka waktu yang lebih rutin atau lama, artinya ia mengidap asam lambung atau gerd.
"Fakta yang jarang diketahui adalah asam lambung juga bisa kurang atau menurun," ujar Dokter Santi.
Menurunnya asam lambung juga bisa membahayakan karena perut jadi tidak memiliki alat yang mampu menetralisir atau membunuh bakteri/virus yang masuk bersama makanan yang kita konsumsi.
Akibatnya, seseorang rentan terhadap penyakit-penyakit pencernaan seperti diare, muntaber, dan sebagainya.
Kurangnya asam lambung juga menyebabkan sulitnya penyerapan makanan, seperti vitamin, nutrisi, dan mineral.
Baca Juga: Catat, Penderita Asam Lambung Aman Konsumsi Buah-Buahan Ini!