Jangankan masuk, bila seorang pria melintasi tempat ini dan ada perempuan yang mengetahui kedatangan pria serta berteriak akan ada denda yang harus dibayarkan dengan harga mahal oleh pria tersebut.
Meskipun terjadi secara tidak sengaja itu tetap diberi sanki, biasanya hal tersebut terjadi saat air di kawasan hutan perempuan ini mulai surut.
"Jika laki-laki datang ke hutan, bahkan hanya berdiri dari luar melihat ke dalam, dia akan dihukum. Kami akan mengambil mereka ke pengadilan adat," kata Adriana.
Disisi lain, hutan perempuan ini tidak seperti zaman dahulu.
Mengutip penyataan di Kompas.com, tokoh masyarakat di Kampung Enggros Orgenes Meraudje, menganggap Hutan Perempuan sebagai "surga kecil yang dirusaki oleh tangan manusia".
Teluk Youtefa kehilangan lebih dari 50% kawasan hutan mangrove, dengan tingkat kerusakan yang tergolong tinggi.
Menyusutnya kawasan mangrove, berdampak pada penurunan jumlah biota perikanan.
Di hutan itulah, ia dan perempuan Enggros lain mencari kerrang dan dijual untuk mencukupi kebutuhan hidup, sementara sisanya ia masak untuk lauk sehari-hari.
Baca Juga: 5 Manfaat Mencukur Wajah Bagi Para Wanita, Ternyata Rahasia Kecantikannya Marilyn Monroe!