Caranya adalah pada video tersebut kamu diminta untuk mengambil napas dalam-dalam dan tahan selama mungkin hingga kamu sudah merasa tidak kuat dan waktu akan berputar, ketika kamu sudah tidak kuat, kamu harus menghentikan visual timer tersebut.
Tak tinggal diam dengan adanya tes ketahanan paru-paru yang viral tersebut, Dokter Spesialis Paru dan Konsultan Onkologi di RSUD Pirngadi Medan, dr. Mohammad Ramadhani Soeroso menyatakan bahwa tes itu tidak valid.
Bahkan dikutip dari Kompas.com, tes yang sedang viral itu tidak bisa menjadi acuan untuk menguji ketahanan paru.
“Visual ini tidak betul, tidak bisa menjadi acuan untuk menguji ketahanan paru. Spirometri adalah alat uji fungsi paru. Ada 3 poin penting saat pemeriksaan spirometri yaitu normal, obstruksi, dan restriksi,” paparnya menegaskan.
Dr. Ramadhani juga menegaskan bahwa keterangan dari level-level yang dibuat juga tidak bisa dijadikan sebagai acuan melihat kekuatan dan kualitas paru seseorang.
Untuk mengetahuinya, seseorang bisa melakukan uji fungsi paru dengan alat yang disebut spirometri tersebut.
Cuma kuat sampe angka 6 euypic.twitter.com/P2ic07ZCal
— Zulfikar Akbar (@zoelfick) December 25, 2021