2. Tidak boleh ada huruf yang ambigu
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, meskipun tulisan bisa dibaca, usahakan tidak ada huruf-huruf yang ditulis secara ambigu.
Misalnya ketika menulis huruf 'd' seperti huruf 'a'.
"Setiap huruf memiliki karakternya masing-masing dan itu merefleksikan langsung kepribadiannya,"
Contohnya adalah ketika kamu menulis huruf 'a' tanpa topi; cara menulisnya adalah seperti menulis o yang kemudian diberikan garis tegak lurus di sisi kanan.
Jarak antara huruf o dan garis ini terkadang dibuat dengan dua varian, ada yang berjarak atau tertutup rapat.
Jika dibuat rapat artinya orang tersebut adalah orang yang tertutup dan terbuka hanya ketika ada kondisi yang mengharuskannya tampil demikian.
Jika huruf a tersebut dibuat lebih terbuka, maka kepribadiannya pun juga seperti itu.
Kedua varian a ini tidak menunjukkan kepribadian yang baik maupun buruk.
Menurut Valencia yang penting adalah bagaimana orang tua atau kamu mampu menyikapi kepribadian anak/seseorang melalui tindakan yang tepat.
3. Tidak menulis rapi
Saat akan mengenali bentuk tulisan seseorang, terkadang kamu menuntutnya agar menulis dengan rapi supaya kamu bisa membacanya lebih jelas.
Dalam konteks mendidik anak, orang tua harusnya tidak menuntut banyak agar anak menulis apapun dengan rapi.
Ini dikarenakan orang yang menulis rapi cenderung melakukannya dengan lambat.
Jika ia terus membudidayakan kebiasaan menulis lambat, maka ini akan mempengaruhi pola kerjanya pula yang lambat.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Bentuk Gigi Kamu Bisa Mengetahui Karakter Aslimu